Violana sedang pergi keluar kota. Fayani, istri tercinta sedang berkutat dengan buku pesanan. Kalau sudah begini, Ervano tahu ke mana ia harus pergi. Ke mana lagi kalau bukan ke rumah sang sahabat—Sata Saragih.
Sata Saragih merupakan teman sepermainan waktu SMA juga kawan dekat Ervano. Di mana ada Ervano, di situ ada Sata. Dan lelaki itu ingin mengunjungi kawan dekatnya yang sudah menjadi anggota DPRD di daerah Jakarta Barat.
Sehabis diantar pulang oleh sang manajer ke rumah lagi, kali ini Ervano akan melakukan perjalanan ke rumah Sata Saragih. Sebelum ke rumah kawan dekatnya, lelaki itu mencoba memastikan apakah Sata sedang bertugas.
“Halo, Sata,” ucap Ervano dari ponsel.
“Halo, Ervan, ada apa nih?” jawab Sata.
“Kau ada di rumah kan sekarang?”
“Wah, kebetulan memang. Aku lagi ada di rumah? Ada apa? Mau main-main ke rumah?”
“Tahu aja. Ya sudah kalau begitu, aku mau ke sana,” tutup Ervano.
Mengetahui Sata sedang di rumah, Ervano langsung tancap gas meninggalkan rumah.
***
Untung suasana jalan tol tidak terlalu macet. Memungkinkan perjalanan bisa ditempuh dari Kebon Jeruk ke Kali Deres selama satu setengah jam. Begitu akan tiba di tujuan, Ervano menyalakan lampu sein, membelokkan mobil ke kiri.
Suasana perumahan Puri Cendana Indah selalu ramai kala menjelang sore. Banyak anak-anak remaja bermain sepatu roda dan sepeda BMX. Ada taman seluas seratus meter di pinggir kanan jalan raya. Di taman itu terdapat beberapa anak muda sedang bermain basket dan futsal dan sisanya lari sore sambil mengitari taman.
Sambil menyapa pos penjaga, Ervano mulai melihat kediaman sang kawan dari radius lima puluh meter.
Sebuah pagar besi bercat hitam seluas dua puluh meter membentang sepanjang pekarangan. Pekarangan rumah juga bisa terbilang luas. Bisa memarkirkan lima mobil pribadi di sana. Pekarangan rumah seluas itu, sang tuan rumah juga menanam berbagai tanaman buah-buahan dan tanaman hias unik. Salah satunya kantong semar jenis silang alami dan silang buatan. Sebuah ayunan anak-anak dan perosotan juga tersedia.
Ketika sudah tiba di muka pagar, seseorang berperawakan kurus namun memiliki postur tegap menghampiri Ervano.
“Ada Pak Sata Saragih di rumah?” tanya Ervano dari dalam mobil.
“Oh kebetulan. Beliau sedang memberi makan ayam di halaman belakang,” jawab lelaki kurus itu.