F[R]IKSI

Mas AldMan113
Chapter #32

Aku Harus Pergi Dari Sini

Dua lelaki berseragam polisi sedang memeriksa berkas yang berhubungan dengan dua kasus pembunuhan. Kasus pembunuhan Rajaf Raksana dan Erynalda Lim. Berdasarkan keterangan dari para kerabat dan sahabat diketahui kalau kedua korban pernah bermasalahan dengan Agatha Fiolani.

Rajaf Raksana, teman Agatha Fiolani, pernah terlibat pertengkaran dengan perempuan itu. Dan Erynalda mengalami hal serupa. Inti dari pertengkaran mereka yakni keduanya sering mengejek atau mencela kebiasaan Agatha Fiolani yang suka menyendiri dan hanya berkutat pada buku-buku dan perpustakaan.

Agatha Fiolani, seorang perempuan yang cenderung tertutup, tidak banyak bicara dan temperamental. Ia tidak memiliki banyak teman. Ia  mempunyai ambisi dan obsesi pada buku dan cita-cita menjadi seorang penulis terkenal. Itulah hasil penyelidikan yang didapatkan pihak kepolisian mengenai identitas Agatha Fiolani. Sekarang kedua polisi itu segera menuju mobil dinas untuk berangkat ke tempat yang mereka tuju.

“Kau yakin rekanmu tidak salah memberikan alamat Ervano Hansloffa?” tanya Fadli sambil memutar kunci.

“Aku yakin alamat yang diberikan rekanku tidak salah. Dia juga merupakan orang terdekat dari istri Ervano Hansloffa,” jawab Zulfahmi seraya duduk di samping Fadli.

***

Sudah setengah jam lebih Ervano meronta agar bisa lepas dari belenggu tali tambang. Tapi bukannya lepas, ia malah kecapekan. Tenaga terbuang sia-sia.

“Bagaimana wanita jalang itu bisa mengikatku hingga sekuat ini?” umpat Ervano sambil melakukan rontaan terakhir.

Bertopang pada kekuatan tempurung lutut, Ervano setengah berdiri, mengamati sesuatu yang bisa digunakan untuk melepaskan diri. Begitu liar dan jeli bola mata Ervano mengedar di seisi kamar tidur Fiolani, ia tidak menemukan apapun.

“Arrgggh sial!” makinya. Tapi satu yang diingat Ervano tadi dia meletakkan handphone di atas sofa. Dengan ponsel itu, setidaknya ia bisa menyuruh sang supir datang ke rumah Fiolani.

Ervano merasa kedua pergelangan kaki mulai mati rasa. Begitu juga di bagian kedua pergelangan tangan. Pegal dan nyeri bersarang di bagian tempurung lutut. Ervano terpaksa menyeret badan, menggapai gagang pintu supaya ia bisa mengambil ponsel. Meski jarak dirinya dengan gagang pintu tidak terlalu jauh, tetap saja Ervano merasakan pegal di bagian dada dan otot perut.

Kini ia berada tepat di hadapan gagang pintu. Dengan posisi setengah berdiri, Ervano menggigit ujung gagang pintu lalu menariknya perlahan. Daun pintu sudah tersingkap. Tapi perjuangan untuk melepaskan diri belum berakhir sampai di situ. Ia harus menyeret badan lagi untuk sampai ke sofa.

Begitu aku lepas dari sini, aku akan menghajar wanita jalang itu! maki batin Ervano sambil menyeret badannya perlahan-lahan.

Tinggal lima meter lagi. Tapi mengambil jeda bernapas. Ia benar-benar kelelahan. Namun demi menyelamatkan istri dan anak, Ervano harus merelakan dirinya lelah.

Lihat selengkapnya