Faceless Girl

Baggas Prakhaza
Chapter #7

Jejak yang Sama

Pagi itu, Arthan berjalan menyusuri lorong sekolah menuju perpustakaan. Kepalanya penuh dengan pertanyaan setelah pertemuannya dengan kakek petuah. Ia merasa harus mencari lebih banyak informasi tentang gadis tanpa wajah yang terus muncul dalam mimpinya.

Perpustakaan sekolahnya adalah tempat yang luas dan tenang, dikelilingi rak-rak tinggi yang dipenuhi buku-buku dari berbagai zaman. Ia menyisir setiap rak dengan teliti, mencari sesuatu yang mungkin terkait dengan faceless girl atau cerita yang mirip dengan apa yang diceritakan oleh kakek petuah.

Namun, semakin banyak ia membaca, semakin kecewa ia merasa. Tidak ada buku yang secara langsung menjelaskan tentang faceless girl. Beberapa buku membahas mitologi dan legenda, tapi semuanya terasa terlalu jauh dari apa yang ia alami.

Arthan menghela napas panjang, merasa frustasi. Saat ia hendak menyerah, ia merasakan sentuhan lembut di pundaknya.

“Arthan?”

Ia menoleh dan mendapati Alya, ketua OSIS yang terkenal di sekolahnya, berdiri di sana dengan senyuman ramah. Alya adalah salah satu gadis tercantik dan terpintar di sekolah, tetapi tidak seperti kebanyakan siswa lain, Alya tidak pernah memandang rendah Arthan.

“Hei, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Alya lembut.

Arthan terkejut. Ia tidak menyangka seseorang seperti Alya akan menyapanya. Ia menundukkan kepala, merasa gugup, dan hendak menjauh. Tapi sebelum ia bisa melangkah, Alya meraih lengannya.

“Arthan, tunggu.”

Arthan yang terlalu panik kehilangan keseimbangan. Ia tersandung ke rak buku, dan beberapa buku jatuh menimpanya. Refleks, ia menutup telinganya, bersiap mendengar ejekan seperti yang biasa ia alami setiap kali melakukan kesalahan di depan umum.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

“Apa kamu baik-baik saja?” suara lembut Alya terdengar, membuatnya perlahan membuka mata.

Di depannya, Alya mengulurkan tangan untuk membantunya bangkit. Wajahnya penuh perhatian, tanpa sedikit pun tanda ejekan atau penghinaan.

“Kamu tidak apa-apa? Maaf kalau aku membuatmu kaget,” ucap Alya dengan nada penuh simpati.

Arthan menunduk, merasa malu, tapi ia menerima uluran tangan Alya. Saat tangannya bersentuhan dengan tangan Alya, ia merasa sesuatu yang aneh—seperti déjà vu. Tangannya terasa sama seperti gadis tanpa wajah di dalam mimpinya.

Lihat selengkapnya