Fachri and The Sun

Fann Ardian
Chapter #12

A Tease Over The Peak

Miss Marie mendengarkan dengan penuh perhatian setiap kata yang diucapkan pemuda yang sedang berdiri di hadapannya, saat dia bercerita mengenai tunas bunga anggreknya yang sudah muncul. Hanya hal itu yang selalu dibicarakannya akhir-akhir ini. Miss Marie bisa melihat mata cokelat terang pemuda itu berkilat-kilat, mulutnya tidak henti-hentinya berbicara dengan semangat. Lesung pipi yang menghiasi wajahnya terlihat semakin dalam ketika dia terus-menerus tersenyum lebar, menampakkan deretan gigi yang putih bersih. Pemuda ini jelas tengah dipenuhi suka cita, dan Miss Marie juga dengan senang hati menanggapinya.  

“Kau tahu, aku tidak boleh mengacaukan yang sekarang ini. Saat pertama kali aku mencoba, bahkan belum tumbuh pun dia sudah layu tidak berenergi, kemudian mati. Kali ini aku harus sangat berhati-hati ketika merawatnya,” terang pemuda itu panjang lebar, ia bersandar di konter kios.  

“Semisalnya jika kau gagal nanti, toh, tidak apa-apa juga, Fachri. Kau selalu bisa mencoba lagi dan menanam benih bunga yang baru,” balas Miss Marie.

Fachri menggelengkan kepala dengan tegas. “Tidak, tidak. Aku tidak ingin gagal. Tenang saja, Miss Marie, kali ini aku pasti bisa membuatnya mekar. Pokoknya aku tidak akan gagal.”  

Kedua alis Miss Marie melengkung ke bawah, wajahnya tampak tergelitik. “Mengapa begitu? Apa ada sesuatu yang dilakukannya yang membuatmu sangat menentang kegagalan?” 

“Aku tidak menentang apapun. Aku hanya tidak ingin gagal.”

“Berarti dirimu mendukung keberhasilan?”

Butuh waktu sedetik sebelum Fachri merespons. “Ya ampun, tentu saja!” 

“Lantas mengapa kau tidak berpihak pada kegagalan? Katamu kau tidak menentang apapun.”

“A—” Fachri membuka mulutnya, tetapi kata-katanya berhenti sebelum keluar. Seketika ia langsung mengatup mulutnya. Wajahnya tampak masam bercampur sebal. “Ah, kau main-main saja denganku, Miss Marie.”

Tawa Miss Marie meledak. 

Fachri hanya memicingkan mata sambil melihat wanita itu tergelak. Walaupun masih agak sebal dan berusaha terlihat segan, ia juga akhirnya ikut tertawa bersama Miss Marie. 

Di antara tawanya, Fachri menolehkan wajahnya ke satu arah, dan mendapati sepasang mata hijau bening mengamatinya dari kejauhan. Pada momen mata mereka bertemu, tawa Fachri sudah memudar dan ia hanya berdiri di sana. Fachri merasakan dirinya menatap kedua mata hijau itu selama beberapa detik, sebelum kemudian mata gadis itu melebar dan dia buru-buru mengalihkan pandangannya. 

Fachri belum mengalihkan tatapannya, tetapi kini ia hanya bisa melihat sedikit wajah gadis itu dan sebagian banyak rambut di sisi kepalanya. Ia menemukan dirinya menyipitkan mata. Sebuah gerobak jerami lewat di antara penglihatannya dan di mana gadis itu berada.  

Lihat selengkapnya