Di kota Gulrukh, orang-orang melakukan rutinitasnya seperti biasa di pagi itu. Semuanya terlihat sangat aman dan tenteram melakukan aktivitasnya, sulit dipercaya bahwa kota itu sedang dalam perang besar.
Dari semua orang yang lalu-lalang itu, ada seorang anak kecil yang bernama Haruki sedang berjalan pulang dari bukit dengan membawa potongan kayu dipunggungnya. Ia ditemani oleh dua temannya yang membawa lebih sedikit potongan kayu darinya.
“Aduh! Berat sekali sih”
“Kau ini Cal, banyak mengeluhnya. Lihat itu, Haruki lebih banyak bawaannya.”
“Ya, kan Haruki lebih kuat daripada kita. Makanya dia lebih banyak bawaannya.”
Haruki hanya diam mendengar perkataan temannya itu, ia memang sudah terbiasa mendengar keluhan dari temannya. Haruki, Caleb, dan Iria sudah berteman dari masa kecil, mereka saling bertemu di ladang karena tempat kerja orang tua yang sama. Haruki yang pendiam, Caleb yang suka mengeluh, dan Iria yang mau berjuang.
Mereka bertiga berjalan ke arah rumah mereka, ditemani suasana yang amat damai. Sebelum tiba-tiba terdengar suara lonceng nyaring dari belakang mereka. Caleb dan Iria melihat kebelakang sambil bertanya apa arti bunyi lonceng itu. Haruki yang sudah mengerti, langsung pergi ke arah laut, meninggalkan temannya.
Orang-orang lain juga bergerak menuju laut, mereka seperti menunggu sesuatu untuk datang. Caleb dan Iria yang akhirnya ikut juga akhirnya tiba di samping Haruki, kebingungan melihat fenemona yang terjadi.
“Ada apa sih?”
“Makhluk Balga”
“Hah, lah, terus kita enggak lari?”
Beberapa saat kemudian, terdengar suara dari atas mereka. Mata semua orang tertuju pada helikopter yang mendekati makhluk itu di laut. Semua orang melihatnya dengan seksama, seolah-olah menunggu aksi yang akan terjadi.
Akhirnya dua orang keluar dari helikopter itu, terjun langsung ke arah makhluk itu. Makhluk itu mulai meraung dengan keras, seperti menakuti kedua orang itu. Tapi tiba-tiba sebuah cahaya keluar dari dua orang itu. Semua yang melihat langsung bersorak-sorak, membingungkan Caleb dan Iria.