Faiq, sang Konseptor B.A.H.A.G.I.A.

Mahabb Adib-Abdillah
Chapter #5

Bab 4 - Hatiku Bagai Hutan yang Terbakar

Ayo bangun, pagi sudah menjadi malam hari.

Mari bangkit, matahari sudah seperti purnama.

Lalu sadari, Tuhan samarsamar sudah lebih dari satu.

Hanya hati, yang masih bisa diandalkan untuk kembali.”

DARI pintu Terminal 2 (D, E, F) Bandar Udara Sukarno-Hatta kau memulai perjalanan sucimu. Titik nol lingkaran petualanganmu untuk leluasa dan penuh perencanaan menandangi Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Sempu, Jazz Gunung, Stasiun Gubeng, Masjid Nasional Al Akbar, Masjid Agung Tuban, Kompleks Makam Sunan Bonang, Bandar Udara Achmad Yani, Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah, Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Masjid Islamic Centre Samarinda, Bandar Udara Sjamsudin Noor, Bandar Udara Tjilik Riwut, Danau Tahai, Museum Balanga, Café Tjilik Riwut, Bandar Udara Supadio, Bandar Udara Juwata, Bandar Udara Pattimura, Bandar Udara Babullah, Laut Banda, Bandar Udara Sentani, Raja Ampat, Bandar Udara Frans Kaisiepo, Papua Nugini, Bandar Udara Moses Kilangin, Merauke, Bandar Udara Jalaluddin, Sam Ratulangi Airport, Bunaken, Sultan Hasanuddin IA, Masjid Al-Markaz Al-Islami, Sultan Iskandar Muda IA, Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami, Pelabuhan Ulee Lheu, Sabang, Terminal Pinang Baris, Danau Toba, Pulau Nias, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Masjid Agung An-Nur, dan kau belum puas hingga ke sana. Kau semakin membuat panas hatiku, mengiri akan kebebasanmu.

Lihat selengkapnya