FAIREL

salma putri
Chapter #1

PROLOG

Malam ini langit yang awalnya berwarna biru cerah berubah menjadi kelabu pekat. Jam menunjukan pukul sebelas malam, tetapi enggan membuat gadis yang sedang berkutat dengan skateboard nya itu untuk segera pulang. 

Gadis itu dengan lihai bermain skateboard. Jika dilihat-lihat sudah sangat profesional, ia tidak jatuh sama sekali saat kakinya meloncat bersama skateboard nya itu. Setelah berjam-jam bermain skateboard tetapi tidak terdapat lecet sama sekali yang mengenai kakinya. 

Tiga puluh menit sudah berlalu, gadis itu duduk di atas aspal sambil mengatur napasnya. Ia tersenyum tipis saat kembali mengingat latihan hari ini sangat sempurna. 

Ia melirik jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya, gadis itu membelalakan mata, gawat! Sudah sangat larut, dan ia masih berada diluar rumah, siap-siap saja kena amukan Ayah dan Bunda. 

"Gue balik dulu." ucapnya pada beberapa lelaki yang sedang menghisap rokok sambil menenteng skateboard mereka.

"Mau gue anter?" tanya Dito, menaikkan sebelah alisnya. 

"Kagak usah, udah biasa juga." ujarnya diakhiri kekehan.

"Ada culik baru tau rasa." cibir Andi, partner bermain skateboard di tempat ini. 

"Gabakal ada! Udeh ye gue balik dulu! Bye!" ujarnya sedikit berteriak, gadis itu melangkah menjauhi area Twilo Skatepark, tempat bermain skateboard yang berada di Jakarta Selatan. 

Elfira Celyn Claiery, atau yang akrab disebut-sebut sebagai Celyn. Gadis tomboy, ah ralat, tidak tomboy, ia masih feminim. Hanya saja berhobi bermain skateboard dan bola basket. 

Gadis dengan sejuta pesona itu berjalan menyusuri trotoar sambil menenteng skateboard kesayangannya. Jalan terlihat sangat ramai, tapi tidak ada taksi sedikitpun. Mau pesan ojek online pun handphone nya mati. Terpakasalah ia harus berjalan sampai rumah. Rumahnya tidak terlalu jauh, tidak juga terlalu dekat. 

Gadis itu berbelok ke kiri, berniat memotong jalan agar lebih cepat sampai rumah. Dirinya bergidik ngeri, jalanan ini sangat sepi, hanya terdapat beberapa rumah yang ada di daerah ini. 

Celyn terus berjalan sambil bersenandung ria, tanpa sadar di jalanan yang sepi ini, Celyn melihat sekumpulan orang dengan motor besar, wajah mereka terlihat sangat menyeramkan. Kalau saja dia tau jalanan ini terdapat geng motor pasti ia tidak mau melewatinya, lebih baik ia melewati jalanan yang ramai seperti tadi, walaupun sedikit lebih jauh.

Celyn merapalkan doa sambil memejamkan matanya, "lo bisa Cel! Mereka juga manusia, sama sama makan nasi. Cuman emang serem aja." gumamnya menguatkan diri. 

Celyn mengatur napasnya, kalau bilang permisi pasti mereka tidak akan marah. Lagipula dia cuma ingin numpang lewat. Ragu kakinya melangkah mendekati sekumpulan orang penutup jalanan itu. 

"Permisi bang, numpang lewat." ucap Celyn. Langkahnya terhenti saat siulan yang berasal dari belakangnya. Dia menoleh dengan wajah bingung. 

"Body nya mantep," ujar salah satu diantara mereka. 

"Mangsa guys! Sikaaaatt!" sahut salah satu temannya. 

Celyn mempercepat langkahnya, menghindar dari cowok-cowok brengsek itu. Langkahnya dengan lebar menjauhi mereka. 

Salah satu cowok diantara mereka mencekal pergelangan tangan Celyn dengan kuat, bermaksud menahan Celyn agar tetap berada di tempat itu. 

Celyn sedikit meringis, tetapi ia tahan sekuat mungkin agar tak keluar suara ringisan, ia tak mau terlihat seperti cewek lemah dihadapan para pria ini. 

Lihat selengkapnya