Faisal & Nisa ~ Karena Cinta Bukan Sebatas Kata-kata

Ummu Salamah Ali
Chapter #2

Ziarah

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ

Rasulullah sallallahu 'alaihi aasallam bersabda: “Sesungguhnya setiap orang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari (berupa sperma), kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari pula, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari juga. Kemudian diutuslah seorang malaikat meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menuliskan empat hal; rejekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia menjadi orang yang celaka atau bahagia....” (HR. Bukhari-Muslim)

.

Sepertiga malam adalah salah satu waktu yang mustajab untuk melangitkan doa, tak terkecuali dua insan yang kini sedang bersimpuh di hadapan-Nya, menjalankan shalat sunnah sembari menunggu waktu subuh tiba. Pintu langit terbuka sangat luas buat setiap hamba Allah yang tahu batas, tahu kapasitas sebab tanpa-Nya manusia bukanlah apa-apa.

.

Mukena yang dipakai Nisa basah oleh air mata, tangannya menengadah ke langit, wajahnya tertunduk, lisannya merapalkan banyak doa-doa dan harapan, untuk dirinya, suaminya, keluarganya, janin yang dikandungnya, dan semua ummat muslim di dunia.

.

Begitupun Faisal, ia juga tak kalah melangitkan doa-doa, sebab hanya doa sebagai senjata seorang muslim, hanya doa yang mampu mengubah susah jadi mudah. Termasuk juga tak pernah lupa meminta agar Allah membuka pintu hati Maminya agar menerima Nisa, memperlakukannya seperti anaknya sendiri.

.

Usai jamaah shubuh, Faisal menyuruh Nisa siap-siap, dia ingin memberikan kejutan untuk istrinya, ia ingin mengajak ke suatu tempat yang diingankan Nisa, setidaknya sebelum acara tasyakuran empat bulanan nanti dimulai mereka sudah kembali ke rumah.

"Dek Nisa...siap-siap ya...kita jalan-jalan pagi ini"

"Emang kita mau kemana Bang?"

"Ada deh...kalau Abang kasih tahu, nggak seru"

"Hmmm...paling ngajak jalan-jalan pagi aja kan keliling kampung Manggis terus sarapan bubur Ayam"

"Maaf yaa kali ini tebakan istri Abang yang paling cantik ini salah" sembari memencet hidung Nisa

"Ih...Bang Isal, suka banget ya sekarang mencet hidung Nisa..."

"Nggak apa-apa biar tambah mancung, abisnya gemesin banget"

"Ya kali Bang bisa tambah mancung, emang pinokio" 🤣

"Eh kira-kira besok kalau dedek bayi udah lahir kayak siapa ya, hidungnya, matanya, wajahnya?"

"Yang pasti mirip kita lah Bang"

"Hmmm....ya ya...nggak mungkin mirip tetangga"

"Bang Isal...udah ah, nggak jadi siap-siap nih" Nisa menepuk pundak suaminya

"Iya...iya bercanda...Abang nyiapin mobil dulu ya, Dek Nisa siap-siap"

Faisal membuka pintu kamar, meninggalkan Nisa yang terpaku dengan perkataan suaminya.

"Katanya jalan-jalan pagi, lah kok tadi barusan Bang Isal mau nyiapin mobil sih?, Ah udah ah...nurut apa kata suami, siap-siap" ia segera merapikan mukenanya, tidak lama ia membuka lemari, memilih pakaianya yang berwarna biru langit senada dengan scraf yang dipakainya, pola laut yang tergambar dalam balutan scraft semakin mempercantik wajahnya.

****

Lihat selengkapnya