Fak Sultan

Dicky Febriansyah
Chapter #1

01. Prolog

Sultan Hadir Sebagai Pelengkap Keluarga Kecil.

Suara rintihan terdengar keras dari balik pintu kamar persalinan. Seorang wanita tengah bertarung nyawa memperjuangkan sang buah hati yang tak lama lagi akan hadir sebagai pelengkap keluarga kecil mereka.

Sambil merintih sakit Austin tetap tersenyum sambil melihat ke arah perutnya yang sudah membesar, dan sebentar lagi akan kempes setelah keluarnya bayi kecil.

Sudah satu hari Austin merasakan sakit dan mulas, ketika sakit itu melanda keringat dingin keluar begitu saja.

"Sabar ya nak, sebentar lagi kamu bakal liat dunia, dan bertarung dengan para manusia yang tak ingin kamu lahir ke dunia, Ibu yakin kamu bakal jadi anak sholeh dan tangguh!" bisik Austin sambil merintih.

Austin sibuk menahan sakitnya di dalam ruangan yang hanya berisi satu suster, sedangkan Fadhil sang suami hanya sibuk membalas whatsapp dari wanita lain dari perselingkuhannya. Ia sangat santai duduk di depan ruangan istrinya melahirkan.

Ponselnya berdering, tanpa tunggu lama Fadhil menerima panggilan telepon itu, "Hallo sayang."

"Mas kamu di mana?" tanya wanita dari balik ponsel.

Fadhil memasang wajah datar walau wanita di balik ponsel tidak melihatnya, "Aku lagi di rumah sakit, nemenin istri aku lahiran." ucapnya santai.

Wanita itu tersenyum merekah secara tak sadar, "Istri kamu udah mau lahiran? Sekarang?" dia melempar pertanyaan seperti orang yang sangat bahagia.

"Iya sayang, aku cape, udah ya aku mau istirahat belum tidur dari semalam," killah Fadhil

"Bentar Mas!" cegahnya.

Wajah Fadhil mengerut terlihat sangat lelah, "Apa lagi?"

"Aku kesana ya Mas? Aku bawain kamu makanan sekalian aku menemani istri kamu selama kamu istirahat!" pinta wanita itu sangat antusias.

"Mending gak usah deh!" Fadhil mengusap wajahnya.

"Pleaseee Mas, boleh ya? Aku kan mau berniat baik!" desak wanita itu.

"Gak usah sayang!"

"Boleh ya Mas!" paksa wanita itu.

Tak mau pembicaraan itu semakin panjang Fadhil mengiyakannya, "Yaudah terserah!"

Belum sempat wanita itu berbicara, panggilan sudah diputus oleh Fadhil.

"Hah! Berarti gak lama lagi aku bakal nikah sama Mas Fadhil!" batin wanita yang tak tahu diri.

Fadhil bergegas masuk ke dalam ruangan dan menduduki sofa di ruang persalinan elit itu dan mulai tertidur lelap.

Lihat selengkapnya