'Pagi ku cerahku matahari bersinar kegendong tas merahku di pundak, s'lamat pagi semua ku... Tut ....'
Alarm handphone April berbunyi, pagi ini April berangkat diantar oleh supir pribadinya, Karena April sedang malas untuk menatap jalanan yang penuh dengan serangga.
Ya, ketika Steve tak ada sikap April akan kembali seperti semula. Walaupun Steve kembali ke kehidupan nya perlakuan April tak akan berubah ke orang lain. Katakanlah April egois, ya dirinya memang begitu. Ingatkah jukukan 'perempuan jahat'.
April turun dari mobilnya dan menenteng tas berwarna merah tua di sebelah pundaknya. Seorang lelaki culun menabraknya dan buku yang dibawanya terjatuh berceceran dilantai.
April tak peduli awalnya ia ingin langsung melewati lelaki itu, namun selang beberapa langkah ia menoleh ke belakang tempat si culun terjatuh.
Beberapa gerombolan bad boy, sedang menertawakan dan mengganggu pria culun itu. April masih mengacuhkan nya namun beberapa kata kata dari bad boy brengsek yang bernama Alvin itu keterlaluan.
"Sadar diri lo, orang tua lo itu miskin. Masih ada muka buat sekolah disini." Alvin menertawakan pria culun itu, lalu menendang kaki pria itu, sehingga membuatnya meringis kesakitan.
"Apa maksud lo." April datang membelah kerumunan yang melingkari mereka.
"Sekolah ini punya gue, ga ada peraturan sekolah khusus orang kaya." April menatap Alvin tajam. Namun bukan Alvin namanya jika tidak berani melawan musuhnya.
"Oh, April. Cewe famous dengan sejuta kecantikan dan julukan nya cewe jahat." Alvin tertawa meremehkan.
"Gue emang cewe jahat dan sekarang gue bakal tunjukin kejahatan gue." April membuat seluruh murid yang menyaksikan itu meneguk ludahnya. Aura yang dikeluarkan April bukanlah Aura untuk seorang gadis manis sepertinya.
April berjalan kebelakang beberapa langkah lalu membalik badan nya menatap Alvin yang melihatnya dengan sorot curiga. April segera berlari dan memberikan tendangan kuat pada perut Alvin.
"AKHH, LO." Teriak Alvin tersungkur di lantai. April berjalan mendekat ke arah Alvin dan menampar kuat pipi Alvin.
"Itu buat lo yang berani ngelecehin harga diri orang lain." April memukul sekali lagi.
"Buat lo yang berani mengghina orang tua orang lain." April kembali memuku Alvin lagi.
"Untuk lo yang berani meremehkan seorang, Aprilia Jordy." Pukulah terakhir April mulus dan lolos pada tempatnya. Alvin hanya meringis menahan sakit pada tubuhnya.
April berjalan mengarah ke pria culun itu membantunya untuk berdiri dan merapikan buku buku yang dibawa pria itu.