Rumah pantai.
Tak terasa seminggu lagi ujian kenaikan kelas akan dimulai rasanya baru beberapa minggu mereka bersekolah dan sekarang sudah mau naik kelas, waktu terasa begitu cepat.
"Heh ngelamun." Steve melambaikan tangan nya didepan wajah April yang sedang melamun.
"Kita udah gede ya sekarang, udah tau yang mana yang bener dan yang mana yang salah." Ucap April masih dengan tatapan kosongnya, Steve yang mendengar itu hanya menatap April bingung. Ada apa dengan anak ini?
"Kita memang udah gede Lia tapi kita gak bisa ngelakuin semua hal dengan benar, jadi jangan berfikir jika orang dewasa gak bisa melakukan kesalahan." Steve menyuapkan satu sendok bakso kedalam mulut April dan diterima April dengan senang hati.
"Iya Lia bakalan ingat, Steve ingat sama masa kecil kita?" Tanya April tiba tiba.
"Ingat, beberapa terlintas di mimpi." Balas Steve sekenan nya memang itu yang terjadi.
"Steve ingat sama ini?" April mengeluarkan kalung berbentuk love dan membuka kalung itu. Kalung itu berisi foto masa kecil April dan Steve.
"Cantik, gue gak inget ini kapan." Ucap Steve sembari memandang kalung love yang selama ini selalu menggantung indah di leher April.
"Kalo ini Steve ingat?" Tanya April lagi lalu mengeluarkan pita berwarna pink dan biru yang bertuliskan 'Steve' di pita biru dan 'Lia' dipita pink.
"Kayak pernah liat." Balas Steve lalu memasatikan kedua pita itu lekat lekat.
"Oh ini pita yang Lia pake waktu kita pertama ketemu kan?" Ucap Steve setelah mengingat pita itu, ya pita yang dikenakan April saat menjadi feminim dalam hitungan menit.
"Ini hadiah pertama yang Steve kasih ke April." April memandang pita itu sembari bernostalgia dengan masa kecilnya.
"Lucu." Steve menatap April dan menyingkirkan rambut rambut halus yang menghalangi wajah April.
"Kenapa gak mau pakai make up ke sekolah." Ucap Steve lagi saat menatap wajah April yang nyaris sempurnya, gak beda jauh sama Irene.
"Males." April membalas pertanyaan Steve sesuai dengan yang terlintas di otaknya.
"Lia habis nonton drama China isinya ada part main di rumah pantai, Lia pengen." April menyerupus es teh manisnya dan menatap Steve.
"Rumah pantai?" Steve menatap April bingung, dirinya lupa jika April adalah manusia Random.
"Rumah pantai?" Suara seseorang menarik perhatian mereka, tiba tiba Jojo muncul di depan pintu kantin setelah meneriakan 'rumah pantai." Dengan tatapan mengarah ke April san Steve berbinar.
"Ayo. Kapan. Ajak gue ya. Jeje juga." Ucap Jojo ber api api tak sabar dengan pantai, sunset, dan laut. Gitu gitu Jojo anak senja. Eh.
"Fungsi utama lo di cerita ini buat ngagetin orang kayanya." Ucap April sinis, benar benar sering mengagetkan.