Bosen.
April duduk terlentang di kursi rumahnya bersama Steve, awalnya berniat untuk bermain bersama tetapi mereka masih sayang nyawa hingga dirumah aja.
Jangan tanyakan Jojo, lelaki fuckboy itu sedang menjalankan tugas utamanya di cerita ini. Sedangkan pemeran utama? Guling gulingan ga jelas si sofa.
"Gue ngerasa kita ga dianggap oleh veren deh." Ucap April berusaha bangkit dari rebahan nya.
"Kita udah seharian di jadwalin buat rebahan oleh dia, nurut aja." April mengangguk pada Steve lan lanjut merebahkan diri.
Sudah 30 menit berlalu akhirnya di otak April muncul ide menarik.
"Masak yuk!" Ajak April yang tiba tiba bangkit dengan energi full.
"Masak apa?" Tanya Steve bingung, tumben tumben April masak kalaupun masak juga paling masak mie dan telur.
"Pengen buat oreo cake, dulu aku pernah buat walau satu rumah langsung sakit perut. Emm tapi percaya deh, kali ini engga kemarin aku salah pake susu jadi gitu." April cengengesan saat mengucap itu, harga dirinya bro.
"Kapan kok aku gatau kamu buat cake?" Tanya Steve menyelidik, apa April sengaja tak memberikan Cake pada Steve.
"Kan kita belum ketemu waktu itu." April, loh iya juga.
"Iya yah lupa hehe, yaudah ayo kita buat oreo cake." Steve menarik tangan April menuju dapur dan sudah memakai celemek nya.
"Ngomong ngomong yah nih Steve, bahan bahan nya kita belum beli." April tersenyum datar di samping Steve dengan wajah jengah.
"Iya? Oh oke ayo ke mini market." Sekarang Steve menarik April untuk masuk kemobil dan berangkat tanpa mementingkan apapun bahkan rumah tak dikunci, benar benar ceroboh dua pasangan ini.
Sesampainya di mini market mereka menjadi sorotan di sana tidak tidak tapi Steve yang menjadi sorotan, April tau apa yang salah dari lelaki itu namun April hanya diam.
April hanya diam dan mengambil bahan bahan yang diperlukan dan Steve berdiri di belakang nya untuk siap menjadi keranjang belanjaan.
"Udah?" Tanya Steve saat melihat April yang menghela nafas lelah.
"Udah ayo bayar." April maju ke kasir dan meletakkan bahan bahan tersebut, diikuti oleh Steve.
"Mas, celemeknya bagus." Sesekali kasir itu tertawa saat melihat Steve. Steve yang baru sadar pun langsung melepas celemeknya dan masuk kedalam mobil menahan malu. tenang saja dompet Steve sudah diamankan oleh April.
Siap siap saja dimarahi karena tidak mengingatkan, tak masalah April itu anak yang tangguh dan kuat. April menyusul Steve masuk kedalam mobil dan sudah disambut oleh Steve yang menekuk wajahnya didepan April dengan sorot marah.
"Kenapa sih ga dibilang?" Ucap Steve merajuk.
"Gapapa, lucu aja." April membalas Steve seadanya.
"Gabisa gitu loh itu celemeknya hello kitty masalahnya." Steve ingin menangis saja rasanya benar benar memalukan mulai detik itu Steve tak akan pernah mengunjungi mini market itu lagi, memalukan.