APRILIA

veren felicia
Chapter #33

⭐Chapter33⭐

"Nama kamu siapa?" Tanya April saat dirinya mulai canggung sendiri.

Lelaki itu hanya diam dan mengeluarkan handohone nya dari saku celananya dan mengetikkan sesuatu.

'nevan Delio.' tulisan itu tertera di handphone saat itu juga April baru menyadari jika anak itu.

Bisu.

.....

"sorry?" April hanya ingin memastikan, hanya itu saja. April takut jika lelaki itu tersinggung walau April tidak sengaja.

Lelaki itu hanya menatap April dan hanya diam.

"Lo sekolah dimana?" Tanya April lagi sedangkan lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya pada April. Apa dirinya tidak bersekolah? April tak berani bertanya.

"Umur lo berapa sekarang?" Tanya April lagi. Lelaki itu kembali mengetikkan sesuatu di handphone nya.

'Aku 16 tahun, kamu?' Akhirnya Nevan memberikan respon pada April.

"Aku juga 16 tahun, kita seumuran. Emm, ngomong ngomong kamu bisa ngomong pakai bahasa isyarat?" Tanya April sedikit ragu, Nevan menggukkan kepalanya dan mulai menggerakkan tangan nya. April menggunakan Aku kamu karena sepertinya Nevan lebih nyaman menggunakan aku kamu dari pada lo gue.

"Aku gak ngerti, ajarin dong." Nevan tersenyum mendengar hal itu dan mengangguk bersemangat.

"Ngomong ngomong aku manggil kamu Lio aja, boleh?" Tanya April yang diangguki oleh Nevan. Sejujurnya Nevan tak begitu peduli, asalkan itu bagian dari namanya saja sudah membuatnya senang.

Waktu mereka habiskan bersama dengan belajar bahasa isyarat dan kini April sudah mulai bisa belajar isyarat dan mulai sedikit mengerti apa yang ingin dikatakan Nevan.

"Lio, sayang banget aku mau pulang. Lain kali aku main lagi ya, bye." Nevan mengangguk dan ikut melambaikan tangan nya pada April yang sudah mulai menjauh.

Berikutnya April kembali ke Steve dan lanjut pergi ke panti jompo.

***

Kini mereka berempat sudah duduk berkumpul di ruang tamu menatap kandang anjing dan anjing berbulu putih yang sangat tebal, anjing itu menatap mereka satu persatu seakan berkenalan.

"Putih banget." Ucap Jeje lalu mencoba menyentuh telinga si putih, awalnya anjing itu menolak namun lama kelamaan dirinya nyaman dengan sentuhan Jeje.

"Namanya siapa kak?" Tanya Jeje seraya menyentuh lembut rambut rambut halus si putih.

Lihat selengkapnya