Fall Down Art

Elaris Septembre
Chapter #10

Partiture Nine - Schubert

Aku berbelok ke sudut koridor, menyelinap masuk ke perpustakaan institut. Udara di dalam terasa jauh lebih sejuk dan... hening. Hening seperti dunia yang aku inginkan.

Mevrouw Que mengangguk padaku dari balik meja. Wanita muda dengan rambut bob sebahu dan mata hijau zamrud itu selalu terlihat seperti ilustrasi buku-buku anak. Aku tersenyum balik—sejenak, aku merasa seperti anak yang boleh meminjam dunia.

Hari ini aku sedang mencari: Brahms. Lebih tepatnya, Johannes Brahms. Aku mendapat tugas untuk menulis esai biografi.

Rak biografi berada di ujung timur perpustakaan. Deretan buku tua dengan sampul mengkilap dan debu halus yang menempel seperti serpihan waktu. Jari-jariku menelusuri punggung buku satu demi satu.

Akhirnya kutemukan.

"The Biography of Johannes Brahms (7 Mei 1833 – 3 April 1897)". Sampulnya hijau tua dengan huruf-huruf emas yang tampak seolah berbisik: buka aku... pelan-pelan...

Masalahnya: letaknya di rak paling atas.

Aku menatap rak itu seperti sedang menatap puncak Everest.

Hup.

Hup.

Aku melompat. Gagal.

Melompat lagi. Masih gagal. Bukunya hanya bergoyang sedikit. Begitu juga raknya.

Orang-orang yang lewat mulai memperhatikan, dan itu membuatku merasa sedikit malu.

Kenapa aku harus sekecil ini?! Aku merasa seperti boneka mungil yang terlupakan di etalase paling bawah.

Sekali lagi aku melompat, dan—BRUKKK!!

Rak bergoyang. Buku-buku besar mulai jatuh seperti hujan meteor yang siap menghancurkan planet mungilku. Aku memejamkan mata.

Tapi...

Seseorang menarik tubuhku. Mendorongku ke arah rak belakang. Sekujur tubuhnya menahan amukan buku-buku yang jatuh.

Aku membuka mata perlahan. Wajahnya... hanya berjarak sepuluh sentimeter dari wajahku.

Lihat selengkapnya