Lagi-lagi keberuntungan tidak berpihak padaku. Entah memang tidak berpihak padaku atau akunya saja yang sedang apes. Mitha tidak kelihatan di meja resepsionis. Apa sebaiknya aku bertanya? Aku mempertimbangkan kembali pikiranku. Kalau aku bertanya, maka ini akan jadi kali kedua aku mencarinya. Ini akan membuat orang curiga, apalagi setelah kulihat yang berjaga di meja resepsionis adalah pria yang juga melayaniku beberapa waktu lalu. Sial! Dia pasti masih ingat wajahku, lebih-lebih kalau aku menanyakan soal Mitha. Dia bisa-bisa mencurigaiku.
Otakku berpikir keras, menimbang apa yang harus dilakukan. Beberapa orang lalu-lalang di hadapanku. Para tamu hotel keluar masuk bergantian. Sementara aku masih terduduk di sofa lobi hotel sambil berpura-pura sibuk dengan ponsel meskipun fokus otakku adalah keberadaan Mitha dan pertimbangan apakah aku harus nekat bertanya.
Setelah hampir lima belas menit bergumul dengan pikiran sendiri, akhirnya kuputuskan untuk nekat saja bertanya pada petugas resepsionis yang ada. Semua usahaku akan sia-sia kalau aku tidak mencari tahu di mana Mitha sekarang. Persetan dengan semua yang menghalangiku! Aku akan memasang poker face dan apapun itu supaya semua usahaku hari ini tidak sia-sia.
Kakiku melangkah menuju meja resepsionis dengan agak gemetar. Wajah petugas pria itu membuatku jadi ragu, dan sejenak menyesal kenapa aku mengambil langkah bodoh ini. Untuk apa?
Petugas resepsionis wanita dengan name tag Widya menyambut kedatanganku. “Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa kami bantu?”
Aku tersenyum menerima sapaan dan salamnya sebelum melanjutkan dengan pertanyaan awkwardku. “Hmm… saya mau tanya, Mbak. Mbak Mitha hari ini shift jam berapa, ya?” Dalam hati aku berdoa agar wajahku tidak terlihat mencurigakan.
Ternyata doaku tidak dikabulkan. Wajah Widya berubah menjadi alert dan malah balik bertanya padaku. Di saat yang sama, aku bisa merasakan kalau pria yang bernama Reymond juga melirik dan mulai memperhatikanku. Aku memerintahkan diriku untuk stay calm dalam hati.
“Maaf sebelumnya… Boleh kami tahu siapa nama Ibu? Lalu, apakah Ibu ada keperluan atau janji dengan Bu Mitha sebelumnya?”
Aku menggigit bibir bawahku mendengar pertanyaannya. I’m running out of words. Somebody please help me!