Fall In You

Ainul Mardhiyyah
Chapter #5

Cemburu Tanda Cinta

"Bawakan air. Aku ingin mandi." Albiru berdiri di tangga. Kedua sikunya bertumpu pada besi pembatas tangga. Lelaki itu menunduk menatap Aya yang tengah mengepel di lantai satu.


"Baik, lah." Aya meletakkan alat pel ke lantai lalu pergi ke sumur yang ada di belakang rumah. Begitu selesai menimba air hingga seember penuh, Aya mengangkat ember itu masuk rumah. Berat? Jangan ditanya. Urat tangan Aya rasanya mencuat semua saking beratnya.


"Ck, mau mandi saja minta dibawakan air. Kenapa nggak mandi deket sumur aja, sih? Mempersulit hidup orang saja. Dasar Blue." Aya bergumam mengatakannya saat melihat Albiru masih belum beranjak dari tangga.


"Kau bisa membawa air pakai gelas kalau kau kesusahan membawanya dengan ember." Albiru berkata dengan wajah datar seperti biasa. Namun, jauh di dalam hatinya, dia berharap Aya berbicara banyak padanya.


Aya tak merespons. Gadis itu masih sakit hati dengan kalimat hinaan yang pernah diucapkan Albiru padanya tempo hari. Bukannya dendam, hanya saja memaafkan orang yang tak pernah minta maaf itu sangat sulit bagi Aya. Gadis itu memilih lanjut mengangkat ember menuju kamar mandi lantai satu. 


"Aku ingin mandi di lantai atas."


Mendengar itu, Aya lantas meletakkan ember di lantai dengan geram hingga sebagian isinya tumpah. Aya mendongak menatap Albiru. Tak menyangka lelaki modelan Albiru sangat ribet dan banyak mau. Namun, dia hanya bisa mengembuskan napas. Pasrah.

"Baiklah, baiklah. Bilang saja kalau kau mau sekalian kumandikan juga."


"Sembarangan." Telinga Albiru merah padam mendengar ucapan Aya. Lelaki itu menuruni tangga lalu berjalan ke arah pintu utama. Pergi entah ke mana.


"Kenapa dia?"


Gadis itu mengabaikan kepergian Albiru. Dia mulai menaiki tangga dengan susah payah. Setiap naik satu anak tangga, maka dia pasti meletakkan embernya untuk istirahat. Begitu seterusnya hingga bak di kamar mandi lantai dua penuh dengan air. Aya tak tahu berapa kali dia naik turun tangga. Yang jelas, kaki, tangan, dan pinggangnya sakit semua.


Aya mengistirahatkan tubuh lelahnya di sofa ruang tengah. Niatnya hanya ingin istirahat sebentar sebelum lanjut mengepel, tapi dia justru ketiduran. Saking lelahnya, rebahan sedikit saja Aya langsung tidur.


****


Albiru menggaruk tengkuk begitu pemilik butik bertanya padanya mengenai ukuran pakaian dalam yang akan dia beli. Jika dia membeli untuk dirinya sendiri, Albiru tak akan malu seperti ini.

"Tingginya segini, dan badannya kecil" Albiru mengangkat tangan setinggi dadanya. Mencoba mendeskripsikan tinggi badan Aya.


"Baiklah, saya akan memilihkan gaun serta pakaian dalam terbaik untuk kekasih Anda. Tunggu sebentar, ya." Wanita itu cekikikan, membuat telinga Albiru tambah memerah. 


"Dia bukan kekasihku." Albiru memalingkan wajah.


Lihat selengkapnya