"Kita lewatkan acara perkenalan karena kalian bukan anak TK yang harus dikenalkan satu persatu," Tirta membuka pertemuan mereka dengan sedikit berseloroh. Tujuh lelaki yang mendengarnya hanya tertawa basa-basi, menghormati saja.
"Saya yakin kalian udah dengar tentang alasan terbentuknya tim khusus ini, tapi untuk lebih jelas biar saya jelaskan." Tirta menjeda ucapannya, menatap Deon sebagai isyarat untuk menampilkan data-data lewat proyektor yang terpancar ke layar di sisi kiri Tirta.
"Pertama, tim ini dibentuk untuk mencari tau siapa pemilik akun kissedbysun. Akun E-mail informan yang setahun terakhir sering kita sebut sebagai informan K. Tugas ini di awal bakal lebih besar dilimpahkan ke Doyoung dan Marva karena hanya kalian yang ahli bidang IT di sini. Setelah kalian bisa menemukan titik IP-nya, baru yang lain bisa bertindak.
Tapi bukan berarti selama itu yang lain nggak ada kerjaan. kissedbysun udah pasti bakal sewaktu-waktu ngasih informasi dan semua petunjuk dari dia bakal ditangani oleh tim ini. Selain itu, kita juga harus menyelidiki sebuah organisasi bernama The Poppy's, nama itu baru dikirim oleh kissedbysun semalem.
Kita masih belum punya banyak data mengenai organisasi ini, tapi kita dapet petunjuk buat menginterogasi tersangka-tersangka yang berhasil kita tangkep atas informasi kissedbysun sebelumnya. Kalian bisa liat daftar tersangkanya ini." Tirta menujuk layar yang kini berisi daftar nama, tanggal dan tempat penangkapan.
"Logonya kayak nggak asing," komentar Joel sedikit melenceng dari yang lain. Dia memicingkan mata, memperhatikan lekat-lekat simbol yang tertera di pojok kanan kiri. Di atas daftar nama-nama tersangka.
"Itu sih mirip tato di perutnya si Anne Koencoro," celetuk Jayden.
Bukannya merasa terbantu, Joel malah terdorong ingin menyumpal mulut Jayden yang malah menyebutkan nama artis yang pernah menjadi target mereka.
"Lo—"
"Bentar Bang," Marva menyela amarah Joel yang sudah di ujung lidah. Lelaki muda itu memutar laptopnya agar yang lain melihat. "Emang mirip sih, atau malah sama?" ujarnya kemudian.
Deon dengan cekatan mensejajarkan logo The Poppy's dengan tato itu, menampilkannya langsung di layar, membuat mereka lebih mudah mencermati. Keadaan hening sejenak, mereka semua memicingkan mata masing-masing, memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri demi mencari perbedaannya.
"Fix itu sama!" seru Yudanta menggelegar memenuhi ruangan.
"Asli sih, fix no debat," sahut Jiro menguatkan. Yang lain pun menyimpulkan hal yang sama, Joel pun demikian. Mau menyangkal pun tidak bisa, buktinya sudah terpampang jelas begitu.
"Ehm, berarti kita perlu ngecek kemungkinan para tersangka punya tato serupa. Lo ngeliat tato di badan si anak gubernur itu nggak Jay?"
"Lo nanya gue bang? Serius?" Jayden memasang wajah sok terkejut karena diberi pertanyaan oleh Joel. Jayden bukannya tidak tau Joel sering meremehkannya, meski tidak benar-benar sakit hati, dia ingin menjahili seniornya kadang-kadang. Dan ini kesempatan langka.
"Jay, bisa serius sebentar?" pinta Tirta penuh wibawa. Keributan di awal pertemuan sangat dia hindari, sebab itu bisa berdampak pada kinerja tim mereka ke depannya.
Jayden mengalihkan pandangan dari Joel dan menegakkan badannya. Walau dianggap tidak kompeten begini dia masih punya rasa hormat. "Di badan anak gubernur itu nggak ada tato Pak. Dia kan dijaga ketat sama emak-bapaknya, waktu itu bisa sampe ngobat juga karena pengawalnya diajakin."
"Oke. Jadi gimana Joel?" Tirta melemparkan pengambilan kesimpulan ke tangan Joel.
Lelaki itu menghela napas dalam, bukan karena lelah berpikir, tapi lebih kepada lelah harus menahan diri menghadapi Jayden. Namun tidak lama kemudian dia berkata, "Kita perlu ngecek semua tersangka itu. Prediksiku cuma para bandar dan pengedar yang punya tato serupa, dan kemungkinan besar mereka punya informasi tentang The Poppy's ini."
Yang lain mengangguk paham.
"Theo, kamu menemukan sesuatu?" Semua mata kini tertuju pada Theo yang belum bersuara sejak masuk ke ruangan. Lelaki itu sedari tadi pun hanya bersandar dengan tangan bersedekap dada, tidak terusik dengan keributan dan perdebatan yang sebelumnya terjadi. Dia bahkan cuma melirik sekilas layar proyektor.
Begitu ditanya, dia baru menegakkan punggungnya. "Mengenai kissedbysun, gue nggak begitu yakin, tapi beberapa kali gue ngeliat orang mencurigakan nggak jauh dari TKP."
"Yang bener? Kenapa nggak lo tangkep?!" Deon yang pertama bereaksi, mau bagaimanapun sepertinya dia orang yang paling ingin bertemu dengan pemilik akun kissedbysun ini.
Theo mengangkat bahu. "Karena gue nggak yakin."
"Apa yang bikin kamu nggak yakin?" Pertanyaan Tirta mewakili semua orang, mereka menatap penasaran wajah Theo yang kelewat tenang.
"Pertama, gue nggak ada bukti sekecil apapun kalo dia kissedbysun, gue cuma ngerasa dia mencurigakan tanpa alesan jelas. Kedua, gue rasa dia masih bocah. Dari perawakannya dia keliatan bukan laki-laki dewasa."
"Bocah? Tapi misi kita kan selalu lewat tengah malem The. Mustahil ada bocah keluyuran jam segitu," ujar Yudanta yang selalu bersama Theo kala bertugas.