"Dek, bangun. Nggak sekolah?"
Perempuan berbaju piyama itu mengusap wajahnya. Dan kemudian tiba-tiba langsung tersentak ditempatnya, "WAAAA!" Kejora memejamkan matanya.
Merasa sekelilingnya hening, Kejora membuka matanya perlahan.
Seorang laki-laki dengan kulit sedikit gelap menatapnya aneh. "Apa?"
Kejora menelengkan kepalanya. Loh kok?
Laki-laki itu menghela nafas lalu bergerak keluar.
Jadi cuma mimpi. Entah kenapa Kejora ingin tertawa tapi rasanya hampa. "BANGUNN KEJORAA BANGUNNN!" Teriaknya.
"Jora!" Teriakan dari luar kamarnya memperingati nya untuk tidak berisik.
"Iya mas!!"
Kejora cepat-cepat mandi, memakai pakaian kemudian menuju meja makan.
"Mas,"
Tak ada sahutan.
"Mas Wawan!"
Pria bernama 'Wawan' mendongak. "Eh iya, mas gak denger. Lagi fokus ngerjain tugas kuliah. Kenapa, Ra?"
"Nggak papa kok mas. Jora kira Mas Wawan ngelamun."
"Yaudah, makan Ra."
Kejora mengangguk dan melahap makanannya tanpa suara.
Benar, itu mas nya. Kakak laki-laki satu-satunya yang ia punya.
"Oh iya, Ra. Saking sibuknya, mas gak sempet tanya. Sekolah barunya gimana? Kamu betah?"
Kejora terdiam sejenak. Beberapa hari yang lalu dia pindah ke jakarta bersama Wawan.
Sejujurnya, Kejora lumayan betah meskipun ia sering sendirian. Sifat kaku dan pemalu membuatnya sulit mencari teman.
Kejora mendongak, menatap wajah mas nya yang tampak lelah. Karena biaya hidup di Jakarta yang banyak, selain kuliah mas nya sering bekerja serabutan sampai malam. Ia tak ingin menyusahkan mas nya. Apalagi mereka berdua sudah tak punya orang tua sebagai tempat bergantung.
"Betah, mas. Anaknya pada baik-baik semua."
Wawan tersenyum riang, "Baguslah. Belajar yang rajin ya!"
Kejora mengangguk dan melanjutkan suapannya. Hening membuat otaknya jadi kembali memikirkan kejadian di dalam mimpinya.
"Ra,"
Kejora tak mendengar panggilan Wawan.
"Jora?"
Ia belum juga sadar dari lamunannya.
"KEJORA PRAWIRA!"
"Eeeee--eh iya?!"
Wawan menghela nafas, "lagi mikirin apa sih."
Kejora cuma meringis, "nggak mikir apa-apa mas, cuman melamun." Kenapa rasanya de javu ya?
"Mau mas anter nggak? Mungkin kamu capek jalan kaki ke sekolah."
Kejora buru-buru menggeleng. "Duh nggak usah mas. Nanti mas telat berangkat kuliah."
"Jadi nggak mau mas anter nih?" Goda Wawan pura-pura mengambek.
"Ih mas. Kejora tuh gak papa. Kan sekalian olahraga, hehe." Ujar Kejora.
Wawan tersenyum. "Yaudah berangkat gih, masa murid baru udah telat."
Kejora mengangguk, "Kejora sekolah dulu ya, mas." Lalu cepat-cepat berlari keluar rumah.
"Maafin mas ya, Kejora." Gumam wawan sambil menatap siluet Kejora yang semakin pudar ditelan jarak.
---