“HAI GUYS!!!” Teriakan kembali menggema di ruang kerja Bintang. Oh tidak, dua pengacau yang lain datang lagi, Fara dan Wanda. Bintang menepuk keningnya sambil menghela nafas panjang. Kali ini dia yakin pekerjaannya tidak akan selesai sesuai ekspektasi.
“Kalian tahu dari mana aku di sini?” tanya Bintang sambil bersidekap tangan dan mendongak menatap kedua sahabatnya itu, seolah tidak suka dengan kedatangan mereka. Bintang bukannya tidak suka ada mereka bertiga, tapi kedatangan mereka di saat Bintang bekerja justru membuatnya semakin runyam. Mereka semua pengacau nomer satu di dunia.
“Tadi kita ke rumah kamu, Bin. Kata Tante Maryam kamu masih lembur di butik dan katanya ada Rere juga. Ya udah kita ke sini sambil bawain kalian makanan,” sahut Wanda sambil meletakkan bungkusan di meja kecil dekat mesin jahit yang Bintang gunakan.
“Re, kenapa lo nggak bilang sih kalau mau ke sini? Tau gitu kan bisa bareng. Ah, lo jahat, Re. Eh iya, Bin. Gue bawa makanan kesukaan lo. Seblak, nggak pedes kok cabainya cuma sepuluh, gue lho yang masak sendiri,” ujar Fara sambil mengeluarkan styrofoam dari plastik yang dibawanya. Gadis bertubuh jangkung itu menatap Rere tajam seolah berkata, “lo nyebelin, Re.” Sementara Rere hanya tersenyum kecil. Ia masih agak kesal karena Bintang membentaknya.
Ya. Fara adalah saingan Rere untuk masalah 'banyak bicara'. Keduanya doyan sekali nyerocos tanpa batas.
Bintang mengerutkan keningnya. Sejak kapan dia suka seblak? Bukankah itu adalah makanan kesukaan Fara sendiri. Bintang tidak suka makanan pedas, sedangkan Fara penggila makanan pedas. Apa Fara sedang bercanda dengan membawakan seblak untuk Bintang. Oh ayolah, Bintang tidak ingin masuk rumah sakit lagi karena seblak buatan Fara.
Oke, fine. Fara memang pandai memasak, dia lulusan James Cook University di Townsville, Australia. Saat ini gadis itu membuka restoran sendiri di daerah Jakarta Pusat. Sama dengan kedua sahabatnya—Bintang dan Rere, Fara juga seorang wirausahawati muda.
“Sekarang lo makan deh! Pasti lo laper kan? Muka lo pucat begitu. Kasihan banget deh jomblo kaya lo nggak ada yang perhatikan ya? Deuuuh, sama. Hahahaha!” Fara tertawa sambil memegangi perutnya. Satu hal yang unik dari gadis berparas ayu itu. penampilannya memang anggun dan cantik, tapi sikap slengekannya sering kali membuat ketiga sahabatnya harus beristighfar sambil mengelus dada.
"Lo lupa? Bentar lagi Bintang kawin. Tinggal kita berdua yang jomblo, Far," celetuk Rere masih dengan nada kesal.