Nara berlalu setelah seorang guru mempersilahkan nya pergi untuk meninggalkan ruangan. Ia memijat pelipis nya, masih menduga bagaimana bisa seorang dirinya yang bisa dibilang tak memiliki nama besar dari kalangan teman temannya yang lain terpilih menjadi penanggung jawab sebuah acara yang sangat besar, ya acara perpisahan untuk kelas 12 beberapa bulan lagi.
Acara ini bukan sembarang acara yang dapat dilakukan dengan alur jalan otak yang tetap ditempat, tidak maju dan tidak mundur. Tapi acara ini harus datang dari pematangan fikiran entah dari lajur kanan, kiri, depan, belakang bahkan memutar sekalipun. "Nglamun aja terus sampe mampus" Zeala teman Nara yang selalu bisa menduga apa yang sedang Nara fikiran setiap waktu, padahal seorang Nara tak pernah bercerita sebelum Zeala meminta dengan cara paksa.
Nara mengeluh, memandang dengan mata melas andalannya "Hih! Lo jangan natap gue gitu dong, nih gua kasi tau ya Nar, gue gabisa mohon ke guru buat lo kali ini" terang Zeala membuat wajah Nara turun menjadi datar seperti semula. Selesai Nara menjelaskan semua alasan mengapa Nara dipilih menjadi panitia oleh Miss Atik, Zeala tersenyum, lalu menepuk pundak Nara "itu berarti, miss Atik percaya sama lo, udah deh, gue siap bantu kok" jawaban Zeala membuat Nara sedikit melepas bebannya. Yasudahlah, toh miss Atik tak suka dengan orang yang memfonis dirinya sebagai orang yang tak bisa, apalagi berkata bahwa dia tidak bertanggung jawab.
Nara menoleh saat merasa namanya terpanggil dari arah kantin, "yaudah, ntar kita jadi pulang bareng?" tanya Nara sebelum pamit "jadi, gue tetep tunggu lo kok" selalu seperti ini, Zeala memang sahabat yang benar benar perhatian. Padahal sikap Nara jarang bisa sehangat itu. Nara menggangguk "okelah, gue kumpul dulu ya, bye" Nara pergi, meninggalkan Zeala berteman suara jam dinding kelasnya.
Ah, benarkan dugaan yang ada difikiran Nara, mayoritas dari orang-orang yang duduk diruangan ini adalah anak organisasi, sedangkan Nara? Hanya murid biasa yang bahkan tak pernah disebut bangga oleh seorang pun disekolah ini. Elly, siswa yang tadi meneriakkan nama Nara meninggalkan Nara sembarangan, lalu duduk di samping jendela tengah. Nara diam saja, menyapu pandangan dan menemukan kursi yang belum terisi, namun ada keganjalan yang buat Nara tak segera menempatkan dirinya disana, sebab pertama adalah kursi itu berada di barisan pertama, dan diapit oleh 2 orang lelaki yang Nara tak kenal sama sekali.
Beberapa detik setelah itu Miss Atik datang, dan langsung menegur Nara yang masih berdiri di depan pintu "Nara? Ayo duduk" ujarnya. Nara terkejut, lalu mengangguk ragu. Rapat dimulai selama kurang lebih 30 menit. Nara terpilih menjadi seorang sekertaris, padahal Nara memiliki sifat malas luar biasa saat ia memiliki pikiran yang runyam, begitupun lelaki di sebelah Nara yang belum ia ketaui namanya. Dia sekertaris 1 dan Nara sekertaris 2.