Fantasi

Raden Maesaroh
Chapter #4

Bab 4

Yoongi menuruni lift dan berjalan menuju parkiran lalu menaiki mobilnya. Ia tidak segera menyalakan mobilnya, tetapi duduk di belakang kemudinya memikirkan yang baru saja terjadi. Pikirannya merunut kejadian yang baru saja ia alami, mulai masuk ke dalam hotel itu sampai pada adegan Eugene menciumnya, lalu mereka berciuman dan ia meninggalkan kamarnya. Tentu saja, ia tidak akan lupa ekspresi di wajah Eugene saat perempuan itu mengajaknya berkencan dan saat ia menolak sang aktris.

"Aku berciuman dengannya dan menolaknya," ujar Yoongi pada dirinya sendiri. Tangannya meraba-raba bibirnya seolah tak percaya bahwa ia sudah merasai bibir sang aktris baru saja.

"Oh, aku pasti sudah gila! Tunggu! Ini bukan fantasi, kan? Ini terlalu indah untuk dikatakan mimpi! Astagaa!" Ia merebah sejenak dan menahan kepala menggunakan kedua tangannya. Lalu, pikirannya kembali pada episode penolakan dan ia menelan ludah.

"Itu sudah terjadi. Lagipula itu benar! Aku harus melihat kenyataan. Gap kami terlalu besar! Bagaimana bisa aku berkencan dengannya?" Yoongi menghela napas panjang dan seolah sudah dengan pemikiran yang benar, dia kembali pada kenyataan, bahwa dia hanyalah seorang lelaki yang melakoni banyak pekerjaan agar ia bisa bertahan hidup yang di sela-sela waktu liburnya, ia hanya akan menggunakan waktu itu untuk minum-minum dengan teman dan kenalannya atau hanya merapikan rumahnya dan bermain game dan melakukan kegiatan santai lainnya. Kadang-kadang sang pemilik sewaan rumahnya yang sudah sangat tua meminta tolong untuk memperbaiki apa saja dan ia akan membantunya dengan sukarela. Dan semuanya ia lakukan saat ia tidak bekerja.

Kehidupannya jika diamati memang membosankan dan tampak tidak dibumbui dengan kehidupan manis dan cinta. Namun, itu bukan tanpa alasan. Dia menutup hatinya sudah lama, sejak mantan pacarnya yang bernama Im Nayeon memutuskan begitu saja karena ia ingin pergi ke Seoul mencoba peruntungan hidup yang lain. Nayeon yang memiliki mimpi besar sebagai model sejak mereka sekolah memilih untuk meninggalkan Yoongi dan Daegu.

Sebenarnya, Nayeon mengajaknya untuk pergi bersama, tetapi waktu itu, ibunya yang sakit memerlukannya. Yoongi pernah meminta agar mereka pergi setelah ibunya sehat, tetapi Nayeon bilang bahwa penyakit ibu Yoongi adalah penyakit yang akan dibawa mati dan mereka tidak pernah tahu kapan waktu itu menghampiri ibunya. Itu juga berarti Nayeon akan menyia-nyiakan hidupnya di kota itu. Dan ia tidak mau melakukan hal itu.

Percayalah! Mereka benar-benar sudah berjuang untuk itu! Khususnya Nayeon yang memang tak memiliki siapa pun kecuali Yoongi, ia benar-benar ingin berhasil dalam hidupnya dan bahagia. Dan tidak ada yang salah dengan itu. Meskipun begitu, mereka sempat bertengkar hebat dan akhirnya mereka memilih jalan masing-masing.

Setelah kejadian malam itu, tidak ada interaksi langsung antara Yoongi dan Eugene, tapi takdir selalu membuat mereka bersinggungan atau berselaras dalam waktu yang sama. Setidaknya, hanya Yoongi yang menyadarinya.

Selama hampir satu minggu, tidak pernah ada satu hari pun yang Yoongi tidak bertemu dengan Eugene sampai-sampai ia merasa tidak percaya. Misalnya saja, saat Yoongi makan siang dengan teman-teman kerjanya di restoran yang dekat dengan tempat kerjanya, salah satu temannya kaget saat ia melihat Eugene keluar dari toko pernak-pernik dan perhiasan dan membuat kehebohan di restoran karena ia adalah fans dari Eugene. Yoongi awalnya kaget tapi ia kemudian memilih diam dan melihat reaksi dramatis temannya yang terlalu banyak mengambil foto yang jaraknya bahkan terlampau jauh.

Pada waktu lainnya, saat Yoongi tengah mengemudi di jalan raya. Mobil pick-upnya bersebelahan dengan bus yang di dalamnya terdapat Eugene, duduk di sebelah jendela, menatap kosong keluar jendela sambil menikmati musik. Sementara itu, beberapa penumpang yang duduk tak jauh dengan aktris itu tengah berupaya mengambil fotonya diam-diam.

Lalu pada waktu lainnya lagi, ia menemukan Eugene di lokasi syutingnya dan itu karena ia diminta untuk mengantarkan bunga ke lokasi itu sehingga ia juga bisa melihat langsung bagaimana Eugene berakting dengan lawan mainnya. Tentu saja Eugene tidak tahu karena ia sendiri tengah berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

Masih ada banyak lagi kejadian yang membuat Yoongi seolah harus berpapasan dengan Eugene di banyak seting tapi dia tak pernah mendekati atau lebih memilih melupakan seolah itu hanya kejadian biasa sampai pada suatu malam saat ia bekerja di sebuah restoran elit menggantikan temannya. Ia menemukan Eugene makan malam dengan seorang lelaki yang juga sudah jelas diketahui identitasnya; Bae Hyunwoo. Banyak mata yang memandang ke arah mereka termasuk para pelayan yang salah satunya adalah dirinya.

Nah, baru malam itu, ia merasakan sesuatu yang mencubit hatinya. Entah kenapa ucapan orang-orang sekitarnya yang juga menyaksikan mereka sangat serasi dan didoakan agar jadi membuatnya kecewa, padahal jauh di dalam hatinya jika dipikir-pikir keduanya memang sangat pantas untuk bersanding bersama. Meskipun ada banyak berita tentang mereka setelahnya di media sosial, tidak ada satu pun dari mereka dan agen mereka yang memberikan komentar.

Suatu malam, mereka tidak sengaja bertemu di salah satu lokasi Apsan Observatory. Saat itu memang sudah sangat larut dan para pengunjung tidak terlalu banyak. Keduanya yang datang dari arah berlawanan terlihat kaget dan tertegun sejenak, seolah bingung dengan yang harus mereka lakukan.

"Halo! Apa kabar?" tanya Eugene tersenyum ramah sambil menghampiri.

"Ah, iya. baik." Yoongi menjawab dengan sikap yang kikuk. Ia berusaha tersenyum ramah, padahal itu jelas bukan tipikal dirinya.

Mereka kini behadapan. Eugene hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Baiklah, selamat malam!" ujar Eugene sambil masih tersenyum ramah. Ia membungkukan tubuhnya memberi hormat lalu berjalan melewati Yoongi berjalan menuju deck. Ia ingin menikmati keindahan kota Dageu pada malam hari. Sementara itu, Yoongi menganggukkan kepalanya, tapi ia masih diam di tempatnya sejenak dan melanjutkan jalannya sehingga mereka berjalan saling memunggungi dan menjauhi.

Sudah hampir satu jam Eugene di sana. Ia benar-benar hanya berdiri dan menikmati pemandangan kota Daegu pada malam hari yang tepat terhampar di hadapannya dengan begitu indahnya. Ia mengeluarkan Hpnya mengambil beberapa foto dan sejenak kembali pada diamnya menatap pemandangan. Ia melirik ke arah jam tangannya dan menyadari bahwa ia sudah terlalu lama di sana dan memutuskan untuk pulang. Eugene berbalik dan terhenyak. Yoongi berdiri tidak jauh dari hadapannya menatapnya dengan teduh. Selama beberapa saat, mereka masih tertegun pada posisinya.

Setelah merasa tenang, Eugene melangkahkan kakinya melewati Yoongi dengan senyum terkembang pada kedua sudut bibirnya. Ia agak menunduk menandakan pamit kepada Yoongi. Namun, setelah Eugene berjalan agak jauh darinya tetiba Yoongi berbalik dan berjalan dengan agak cepat menyusulnya.

"Min-ah!" lirihnya dengan suara yang agak gugup diselingi dengan napas yang agak tersengal.

Eugene membelalakkan matanya. Ia kaget dengan cara Yoongi memanggilnya. Namun, pada saat yang sama, ia juga terlihat senang. Ia membalikkan tubuhnya dan membiarkan Yoongi berjalan lebih dekat ke arahnya. Mereka berhadapan sekarang dan Yoongi terlihat sangat gugup. Ia bahkan terlihat dengan jelas menelan ludah.

Eugene tersenyum.

"Kau memanggilku? Ada apa?" tanya Eugene. Wajahnya terlihat penasaran.

"Bae Hyunwoo," ujar Yoongi. Ia belum menyelesaikan kalimatnya.

Eugene mengangkat kedua alisnya.

"Ada apa dengan Hyunwoo?" tanya Eugene.

"Apakah kau berkencan dengannya?" tanya Yoongi dengan wajah terlihat malu.

Lihat selengkapnya