Alex berdiri di depan cermin besar yang ada di lemari pakaiannya dan Nicco. Dia sedang merapikan letak dasinya. Awalnya, tidak ada yang aneh dari cermin besar itu. Namun, perlahanlahan, muncul kabut putih yang menutupi bayangan Alex. Kabut putih itu membentuk sosok wanita berambut pirang panjang, bermata hijau zamrud, mengenakan gaun putih lengkap dengan percikan darah. “Kembalikan,” desisnya.
Jantung Alex berdegup kencang. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Seluruh tubuhnya membeku. Inilah sensasi yang dirasakannya saat berada di lorong sendirian kemarin.
Wanita dalam cermin itu menatap tajam, seolah menuntut Alex mengembalikan sesuatu yang amat berharga baginya. Alex tidak mengerti.
“Alex! Cepatlah, kita hampir terlambat ke kelas!”
Itu suara Nicco!
Kabut perlahan menipis dan Alex mulai dapat bergerak lagi.
“Kembalikan ....”
“Aaarrrggghhh!”
Tubuh Alex terjatuh, saat kabut dalam cermin lenyap, seolah-olah ada yang mendorong tubuh Alex dari depan. Alex tidak memahami apa yang baru saja terjadi pada dirinya.
“Apa yang terjadi? Kenapa kamu berteriak?” tanya Nicco yang telah berjongkok di sebelah kanan Alex.
Alex menatap cermin di hadapannya. Dia masih kebingungan.
“Kenapa kamu berteriak?” Kali ini, ganti Jonas yang menanyai Alex.
“Di cermin tadi ... ada kabut ... dan bayangan ... wanita berambut panjang ... bergaun putih,” Alex menjawab pertanyaan Jonas dengan pandangan kosong. Alex benar-benar linglung.
“Cermin?” Nicco, Luca, Jonas, Genevieve, dan Kimberly menoleh bersamaan ke arah cermin yang ada tepat di depan Alex.
Di cermin itu, tentu saja tidak ada kabut ataupun wanita berambut panjang bergaun putih. Semuanya tampak normal.
“Tidak ada kabut di sana,” kata Luca.
“Kamu sedang berfantasi aneh lagi, ya?” sindir Nicco.
“Di luar juga tidak berkabut. Tidak mungkin ada kabut di dalam cermin apalagi ada seorang wanita. Kamu pasti sedang berhalusinasi,” sahut Jonas sambil mengetuk-ngetuk permukaan cermin.
Alex merasa menjadi orang aneh di antara kelima sahabatnya. Jelas-jelas, tadi dia melihat kabut dan sosok perempuan, tapi kenapa kelima sahabatnya tidak melihat apa yang dilihatnya? Kenapa wanita itu hanya menampakkan diri di depan Alex?
Pada saat bersamaan, Alex melihat sosok wanita bergaun putih muncul di dekat tempat tidur Simon. Wanita itu memperhatikan dirinya, bukan kelima sahabatnya. Tatapan mata wanita itu masih sama seperti sebelumnya.
“Alex, ayo, cepat! Kita hampir terlambat ke kelas, nih!” Nicco mengulurkan tangan kanan kepada Alex.