Alex berbaring di tempat tidur dengan gelisah. Ternyata, wanita itu meneror karena Alex telah membaca buku harian milik guru bernama Ginny Adelaide Tan.
Ada satu hal yang mengganjal pikiran Alex, yakni nama Elizabeth Tan di halaman belakang buku. Siapa sebenarnya Elizabeth Tan?
Alex membaca kembali peringatan di bagian depan buku. Kalau tidak segera menjauhkan buku harian itu dari hidupnya, dia akan terus mendapatkan teror.
“Kalau tidak kujauhkan dari hidupku, dia akan terus-menerus menggangguku,” gumam Alex.
Alex membuka pintu kamarnya dan berjalan mengendap-endap menuruni tangga. Dia menerangi jalan dengan cahaya senter dan bertumpu pada tongkat jalan karena kondisi kakinya belum pulih.
Alex berjalan menuju sebuah tempat sampah besar yang ada di luar kawasan asrama.
“Lenyaplah bersama kisah tragismu ...,” desis Alex, lalu dengan sekuat tenaga melempar buku harian yang dipegangnya ke tempat sampah.