Mataku berbinar saat melihat wajah Christ begitu senang. Kami baru pulang dari karnaval di sekitar rumah. Awalnya, Christ menolak karena dia harus belajar untuk ujian esok hari, tapi melihat aku yang terus merengek membuatnya menurut juga.
Wahana khas karnaval tersaji di depan mata saat kami turun dari mobil. Komidi putar, kuda-kudaan, tembak balon, dan tentunya rumah hantu favoritku. Aku mengajak Christ masuk ke rumah hantu yang berada di pojok area karnaval. Sayangnya, dia menolak dan mengajakku naik komidi putar terlebih dahulu. Menyebalkan memang harus menunggu untuk melihat Christ ketakutan, tapi kalau tidak menurutinya aku sendiri yang rugi.
Setelah negosiasi sangat panjang, akhirnya aku dan Christ masuk ke rumah hantu. Hatiku senang karena sebentar lagi akan melihat sahabat baikku ketakutan.