Ucapan terima kasih yang pertama kupersembahkan untuk almarhum nenekku yang telah kembali pada-Nya 21 Februari 2015 yang lalu. Buku ini tumbuh dan berkembang selama aku menjaga Nenek di rumah dan di rumah sakit. Untuk Nenek yang selalu setia menanti, maafkan atas keterlambatan tulisan ini.
Orang-orang di balik pembuatan novel ini, tim Penerbit Mizan, yang senantiasa sabar dengan keterlambatan yang kuberikan. Terima kasih juga untuk Kareem , jemo Belanda yang menjadi narasumber tentang Belanda dan Den Haag.
Untuk matahari pagi yang selalu tampak malu, terima kasih cahaya dan inspirasinya di pagi itu. Terima kasih buat representasi sosok Azol dan Vanda. Ik ne jodig.