Fantasteen Haunted School

Mizan Publishing
Chapter #3

Liburan yang Menyedihkan

Aku duduk termenung di kursi halaman depan rumah. Matahari bersinar terang membuat cuaca semakin panas. Gerakan awan membuat hati menjadi tenang. Ditambah tarian pohon dan hari pun semakin sempurna.

Hari ini liburan terakhir. Besok lusa aku akan masuk sekolah baru. Sudah sebulan lebih aku menjalani liburan yang hampa. Penyebabnya adalah orangtuaku sendiri. Mereka selalu berselisih tidak jelas.

Ayah memulai pertengkaran yang seharusnya tidak terjadi. Ayah selalu marah saat ibu menyebut nama kakak. Kakakku sudah pergi untuk selamanya. Kakak meninggal akibat kecelakaan maut yang menimpanya dua bulan lalu. Kakak memang anak kesayangan ayah. Kasih sayang ayah kepada kakak jauh lebih besar dibandingkan kepadaku.

Ibu berusaha berbicara kepada ayah untuk tidak memikirkan kakak terus. Namun, ayah malah marah kepada ibu. Bukan cuma ibu saja korban kemarahan ayah, nenek dan kakek pun kena. Hanya menyebut nama kakak sekali saja, beliau marah besar.

***

Senja muncul. Aku diam di kamar sambil membaca novel kesukaan. Novel karya Frank Peretti, salah satu penulis terbaik dunia. Di tengah keasyikan membaca, aku mendengar teriakan yang suaranya kukenal. Aku langsung menuju asal suara. Setelah sampai ....

“Ayah, hentikan …!”ucapku kepada ayah yang hampir memukul ibu. “Apa yang Ayah lakukan? Kenapa Ayah seperti ini?”

“Kamu jangan ikut campur. Pergi ke kamar sekarang,” bentak ayah.

“Tidak!” Aku berlari menuju ibu yang terduduk di lantai sambil menangis.

Aku mencoba menenangkan ibu yang sedari tadi menangis. Apa yang terjadi pada ayah sebenarnya? Kenapa beliau tega membuat ibu menangis? aku membatin. Tiba-tiba, ayah melepaskan tanganku dari ibu. Ayah menyeretku dan aku berusaha melepas tangan yang berada dalam genggaman ayah.

“Kamu sama saja dengan ibumu,” ayah marah besar.

Lihat selengkapnya