Fantasteen: Kuchisake

Mizan Publishing
Chapter #3

Prolog

Jepang, 1944

Tentara Kekaisaran Jepang tidak lagi bersenjatakan samurai. Kendaraan para prajurit yang sebelumnya kuda, mengeras menjadi besi. Jepang memasuki abad modern. Abad ketika pengorbanan harus dilakukan agar wilayah tetap bertahan dari serangan negara lain.

Jalanan kota tampak sepi. Semua orang bersembunyi di rumah masing-masing. Tidak ada yang berani keluar. Hanya tentara berjiwa patriotik yang berani keluar. Mereka memanggul senjata untuk bersiap menghadapi serangan.

Dor! Dor! Buuum ...!

Sangkakala perang telah ditiup. Suara tembakan berdesing memekakkan telinga. Tentara musuh tampaknya sudah menyebar ke seluruh penjuru kota. Dalam situasi genting seperti ini, seorang perempuan berparas cantik keluar dari persembunyian. Dia ingin membantu tentara yang kewalahan menghadapi musuh.

“Jika kalian berani, hadapi aku!” perempuan itu berteriak menantang tentara musuh.

Lihat selengkapnya