Fantasteen Scary Hot Seat

Mizan Publishing
Chapter #3

WHEN I WAS TEN

Ariel kecil menatap cahaya di hadapannya. Harapannya terbang tinggi. Berbaur dengan miliaran, bahkan triliunan harapan manusia lain di dunia. Dia mencari kata-kata yang pas untuk disampaikan kepada Tuhan, betapa dirinya sangat berharga. Ariel butuh pengabulan doa. Apalagi, pada hari ulang tahunnya yang kesepuluh. Tuhan seharusnya mengistimewakan dirinya pada hari itu.

“Ya Tuhan, semoga aku diberikan kebahagiaan. Bisa menikmati indahnya hidup ini,” ujarnya menggemaskan.

Seluruh tamu tersenyum.

Ariel menghela napas, lalu melanjutkan doanya. “Semoga, aku dan Ciel selalu bersahabat sampai nanti karena aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa se-orang sahabat.”

Semua yang mendengar terharu. Ciel lalu merangkul Ariel. Sahabat Ariel itu, menggemaskan pula. Rambutnya blonde dan sangat sempurna. “Manis sekali, Ariel,” puji Ciel tidak kalah menggemaskan.

Ariel tersenyum, lalu memejamkan mata. “Aku mau mendirikan pabrik permen, lalu membagikan gratis kepada semua orang di dunia ini, termasuk Pak Presiden.”

“Kenapa? Nanti, kamu merugi,” timpal Ciel.

Ariel tersenyum polos. “Agar, orang-orang baik kepadaku. Jika aku telah tiada, akan banyak orang mengingatku sebagai gadis semanis permen,” ucapnya sungguh-sungguh.

Lihat selengkapnya