Fantasteen Shadow

Mizan Publishing
Chapter #3

PROLOG

Untuk apa aku hidup? Pertanyaan yang selalu dijawab Ibu dengan menceritakan keajaiban dunia, bahwa aku harus hidup selama yang kubisa untuk menikmatinya. Yeah, dunia ini penuh keajaiban. Benar, bukan? Tidak terkecuali Bukit Dome yang terlihat dari kejauhan. Kebiruan. Jika hari cerah, puncaknya selalu ditutupi awan putih yang menggulung-gulung.

Namun, seajaib apa pun dunia ini, tak akan pernah bisa mengubah hidupku yang suram. Sesuram wajahku yang hampir tak pernah mendapat rona kemerahan. Sesuram sorot mataku yang selalu dibayangi mimpi mengerikan. Ketika langit semakin lama semakin gelap, hanya ada lolongan anjing yang terdengar menakutkan.

Setiap malam, mimpi buruk selalu mengunjungi, disertai teriakan-teriakan menyayat hati dan tangisan mengerikan. Entah sejak kapan, aku memiliki kemampuan ini. Melihat kematian yang akan terjadi. Sering kali ingin melarikan diri ke matahari, agar aku tidak akan pernah mengalami waktu bernama malam.

Lihat selengkapnya