Fantasteen Wooley Dolley

Mizan Publishing
Chapter #2

Chapter 1

"We are singing and dancing all the night."

Antik. Hal itu mungkin yang ada di dalam pikiranmu saat melihat tempat ini. Dinding yang terbuat dari kayu dan batu bata serta etalase yang besar. Atapnya terbuat dari genting berwarna cokelat. Lengkap dengan cerobong asap. Kenapa antik? Karena, bangunan itu diimpit bangunanbangunan besar dan modern. Cukup eye catching untuk sebuah toko boneka.

Di samping kanan dan kiri toko, terdapat patung boneka. Jika kamu memasukkan koin ke dalamnya, dia akan menyapamu. Hal itu disukai anak-anak dan semakin membuat keuntungan besar untuk pemilik toko, Madame Werquilla. Papan bertuliskan “Wooley Dolley” terpampang jelas di depan toko. Tergantung di atap dengan papan kayu tua. Bila malam tiba, lampu warnawarni akan terlihat menghiasi papan itu. Dari luar, kamu bisa melihat berbagai macam boneka terpajang di sana. Duduk tenang dan tersenyum manis. Menunggu seseorang memilih mereka.

Di deretan depan, kamu bisa memilih berbagai boneka dari kayu dan porselen. Boneka-boneka fluffy terdapat di rak bagian kiri. Berbulu lembut dan perut yang menggemaskan. Aku berani bertaruh, kamu pasti akan sangat suka memeluknya! Di sebelah kirinya ada boneka-boneka figurine. Di atasnya ada jenis-jenis boneka cantik. Maksudku, Barbie. Kamu bisa membeli segala perlengkapannya di sini.

Tidak hanya itu, kamu juga bisa mendapatkan bonekaboneka tua. Kamu tidak tahu, kan, sejarah apa yang telah dilalui boneka-boneka itu? Kedengarannya asyik! Hal paling penting dari itu semua, kamu tidak tahu apa yang ada di dalam boneka-boneka itu.

Dan satu lagi —aku hampir lupa bagian ini— ada sebuah boneka istimewa. Terpajang di antara deretan bonekaboneka kayu dan porselen, di dalam kotak kaca sendiri. Boneka porselen dengan baju berumbai-rumbai indah, mata biru cemerlang dan bibir semerah buah apel. Chinara.

Penghuni toko itu tidak hanya barisan boneka. Kita tidak boleh melupakan Madame Werquilla. Wanita itu sepertinya tidak pernah bisa mengubah gaya hidupnya. Ya, itu menurutku. Setiap pagi selalu saja dia melakukan hal yang sama, setidaknya selama sepuluh tahun terakhir: menata seluruh boneka-bonekanya, membersihkan mereka dari debu, dan mengajak mereka berbicara. Seperti orang gila —maksudku dia memang sedikit gila.

Matanya yang bulat dan lebar, berwarna hijau cukup membuatnya terlihat eksentrik. Bukan, bukan hanya itu yang membuatnya terlihat “berbeda” atau mungkin lebih ke “aneh”. Rambut hitam kecokelatannya selalu digerai dan menggunakan bandana warna merah mencolok. Gaun panjang model 70-an dengan renda-renda di bagian pergelangan tangan, berwarna dominan hitam dan merah.

Asal kalian tahu—ini sedikit jorok memang, tapi aku berani bersumpah, dia tidak pernah sekali pun mengganti pakaiannya. Setidaknya, dia bisa memakai shirt dengan celana jeans atau memakai vintage dan kurasa rok dari bahan chiffon cocok untuknya. Setidaknya, dia bisa sedikit lebih up to date dengan penampilannya. Tapi, masa iya dia tidak pernah mengganti pakaian? Mungkin, dia memiliki selemari pakaian bermodel sama. Siapa juga yang tahan dengan tidak berganti pakaian selama sepuluh tahun? Wanita berusia 40an itu selalu memakai make up supertebal dengan lipstik merah mencolok yang terlihat norak. Jika kamu bertemu dengan wanita seperti itu, sudah dapat dipastikan wanita itu adalah Madame Werquilla.

Masih terlalu pagi untuk menarik selimut dan beranjak dari tempat tidur. Bahkan, mungkin tikus-tikus masih sibuk meringkuk di sarang mereka. Udara dingin membuat seluruh penghuni Bumi memilih membungkus tubuh mereka. Pukul 1 pagi, benar-benar pagi buta dan dia sudah terbangun. Madame Werquilla terlihat dengan piamanya—setidaknya tidak mengenakan jubah antiknya. Dia menuruni tangga dan memasuki toko yang terhubung langsung dengan rumahnya. Di tangannya, sudah terdapat bola kaca. Sepertinya, dia mendapat barang baru hari ini. Dia berjalan sambil merapatkan mantel—ternyata bisa merasakan dingin juga. Bola kacanya juga terlihat sedikit mengembun. Diambilnya sebuah meja yang terdapat bantalan di atasnya. Diletakkannya bola kaca itu. Sambil duduk, Madame Werquilla memandangi bola kaca. Entah memandangi embunnya atau gambar dirinya. Aku tidak tahu pasti. Beberapa menit, sebuah senyum lebar terlukis di wajahnya. Dia mengeluarkan stok boneka baru dari dalam lemari. Ada sekitar 20 atau 30 boneka. Sepertinya barang baru, bukan boneka kuno.

Lihat selengkapnya