Aku tersenyum berusaha untuk menyapa para teman-teman baruku itu. Rasa gugup ini sudah tidak bisa kutahan lagi. Rasanya, benar-benar ingin lari bak anak kecil yang menangis lantaran dimarahi orang tuanya.
"Baiklah anak-anak. Ini, Mala teman baru kalian. Mala, silahkan perkenalkan dirimu." Bu Farah mempersilahkanku.
Aku tersenyum kembali untuk kedua kalinya. Berusaha agar rasa grogi ini cepat selesai.
"Ehemm saya Arum Kumala Sari. Kalian bisa memanggil saya ,Mala. Semoga kita bisa berteman baik. Terima kasih." Aku tersenyum kembali untuk ketiga kalinya. Rasa gugup yang sempat kurasakan tadi benar-benar sudah hilang.
"Ada cewe cantik dikelas kitaaa!!" sahut salah satu murid cowok dibelakang sana.
Aku tersipu malu melihat kelakuan murid itu. Apa-apaan ini? ini bukan sifat asli Mala. Mala gak seharusnya malu-malu seperti ini. Seharusnya dia menghampiri murid itu lalu mencekik lehernya. Sangat tidak sopan mengatakan hal seperti tadi pada orang yang belum terlalu dikenalnya. Tapi, tidak mungkin juga aku berlari kesana lalu mencekik leher cowok itu. Nanti, apa kata Bu Farah dan pandangan murid-murid lainnya tentangku?
Lagi-lagi yang bisa kulakukan hanya tersenyum dan tersenyum. Sungguh Mala bermuka dua!
"Mala kamu duduk disebelah Farhan yah." Bu Farah menunjukkan tempat dudukku tepat disamping cowok yang sempat berteriak tentangku tadi.
Ini pasti ujian dari Tuhan untuk cewek cantik sepertiku. Yah, Tuhan kenapa aku harus duduk bersama laki-laki itu?
Aku mengganguk pada Bu Farah lalu berjalan menghampiri meja baruku.
Kuletakkan tas dikursi. Tersenyum dan tersenyum hanya itu yang bisa kulakukan untuk menyapa cowok menyebalkan ini. Tapi, apa responnya? Dia malah memangku kepalanya dengan tangan kanan lalu melihatku dengan sorotan mata yang membuatku ingin mencoloknya. Ia juga meriangi tak jelas. Dasar cowok aneh!
"Baiklah. kita akan memulai kelas. Mata pelajaran pertama adalah Sejarah," jelas bu Farah mengambil sebuah spidol lalu menuliskan sesuatu pada papan tulis dibelakang sana.
Inilah SMA. Yang penuh akan teori.
Disela-sela kegiatan belajar. Aku sedikit kesusahan lantaran mau berinteraksi dengan teman lainnya belum terbiasa. Memanggil hanya untuk sekedar meminjam tip-x saja rasanya aneh. Pembelajaran hari ini hanya mencatat materi yang sudah bu Farah tuliskan di papan tulis. Kulirik sedikit cowok menyebalkan yang kini duduk bersebelahan denganku. Ia terlihat, sangat serius dalam menyalin materi di papan.
Kalau dilihat-lihat, ia lumayan tampan juga. Karena asik melihat wajahnya. Tiba-tiba saja ekor matanya melirik padaku. Sontak, secepat kilat langsung kualihkan pandanganku pada papan tulis di depan sana. Jantungku langsung terpompa tidak karuan. Apa-apaan ini.
Sudah hampir sejam pembelajaran berlangsung. Tapi, bel istirahat tidak kudengar dari tadi. Cacing di perutku sudah tidak bisa diajak bersahabat. Tanganku tergerak untuk memegang perut berusaha menahan agar suara yang menyedihkan tidak sampai keluar.
Aku merasa cowok yang duduk disebelahku memperhatikan tingkahku. Jangan-jangan dia menyadari kalau aku sedang lapar. Duh! malu banget kalau iya.
Kringg!!! kringgg!!! kringgg!!!!
Rasa bahagia langsung menyelimuti. Akhirnya suara surga terdengar juga. Buru-buru langsung kubereskan semua buku-buku yang kugunakan selama pembelajaran tadi. Aku masukkan semuanya ke dalam tas.
"Karena bel sudah berbunyi. Pembelajaran hari ini selesai," ucap Bu Farah mengakhiri.
Aku dengan sigap langsung beranjak dari tempatku untuk segera pergi ke kantin. Tapi, ketika baru keluar dari pintu kelas. Aku terdiam. Memikirkan bahwa ....
Aku ini murid baru. Bagaimana bisa tahu letak kantin sekolah ini. Yang aku tahu hanya ruang kelasku dan ruang guru. Itu pun pasti nyasar. Duh, bodoh banget aku ini.