FARESH : The King of Balads

Silah Fauzun Akbar
Chapter #2

Kejatuhan Balads

Dua hari sebelum penyerangan Alasad ke Balads.

Kerajaan Alasad sedang panas hari ini. Perseteruan pendapat antara putra mahkota dengan sang Raja semakin memuncak. Rapat dewan istana ricuh tatkala Pangeran Alasad, Gursa El Qowwatib datang bersama beberapa pasukannya.

“Apa-apaan kau ini, Gursa?!” Raja Alasad, Qowwatib El Ashr terlihat sangat marah kepada putra semata wayangnya itu.

“Hentikan rapat dewan ini, Ayah! Kau telah diperdaya oleh manusia-manusia ini agar tunduk pada sistem yang dihijab dengan kata perdamaian!”

“Lancang sekali!” Baginda Raja sampai berdiri dari singgasananya.

“Tenang Baginda, biar hamba yang mengurus Pangeran Gursa.” Ujar penasehat kerajaan yang tidak lain tidak bukan adalah Nerox.

“Paman lebih baik diam. Ini adalah tuntutanku sebagai seorang putra mahkota!”

“Apa maksudmu, Pangeran Gursa?” Tanya Nerox dengan lembut. Kepiawaiannya dalam meredam amarah Pangeran Gursa memang sudah bukan rahasia umum lagi. Bahkan, daripada Baginda Raja Qowwatib, Nerox-lah yang perannya bagaikan seorang Ayah bagi Pangeran Gursa.

“Aku ingin berbicara empat mata denganmu, Ayah. Sebagai anak dan orang tuanya.” Ujar Pangeran Gursa dengan memalingkan wajahnya.

Baginda Raja Qowwatib kembali duduk di singgasananya. Kemudian ia memerintahkan Nerox dan semua orang yang ada di dalam ruang pertemuan keluar dari ruangan. Kini hanya tinggal Pangeran Gursa dan Ayahnya, Baginda Raja Qowwatib El Ashr.

Mereka berdua saling berhadapan tanpa suara satu pun keluar dari mulut keduanya. Mata mereka saling menatap tajam menembus pikiran alam bawah sadar masing-masing. Menerka-terka apa yang akan dilakukan oleh salah satu dari keduanya. Aura kebencian mulai mereda di antara mereka berdua.

“Ayah.” Pangeran Gursa mulai membuka percakapan.

“Hem?”

“Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu.”

“Tanyakanlah.”

Lihat selengkapnya