Laki-laki itu membuka mata. Perutnya terasa nyeri, dan kepalanya sakit sekali. Hal pertama yang tertangkap matanya adalah pandangan khawatir dari dua orang yang duduk di sisi ranjangnya.
“Akhirnya kau membuka mata.” Seseorang mendesah lega. Pandangan laki-laki itu mengitari ruangan. Ini bukanlah kamarnya, dan ada selang infus menancap di tangannya.
“Hyeong, apa yang terjadi?” tanyanya lemah.
“Kau mimisan dan jatuh pingsan saat kita syuting video musik. Tiga hari tak sadarkan diri, bahkan sempat kritis.”
“Apa yang kau rasakan?” Kim Hyunjin, laki-laki yang lebih tua itu memandangnya khawatir. Min Joon Ki kembali memejamkan matanya. Kepalanya nyeri hebat, seluruh sendi di badannya terasa sakit, perutnya serasa ditusuk, dan mual.
“Sakit semua,” jawabnya sambil memejamkan mata.
“Dokter bilang penyakit livermu kambuh lagi, kau juga mengalami dehidrasi, dan lambungmu kosong. Kapan terakhir kali kau makan?” Joon Ki menggeleng lemah
“Aku tak ingat.” Teman-temannya mendelik mendengar jawaban laki-laki berwajah pucat di depan mereka itu.
“Kau tak bisa terus-terusan begini. Sudah cukup kau memforsir tubuhmu melampaui kemampuannya. Kau bukan lagi laki-laki 20an tahun yang sekuat kuda. Sudah 15 tahun sejak kita debut, Joon Ki-ah. Kita semakin bertambah umur, kekuatan fisik kita sudah jauh berkurang. Lima tahun lalu livermu sudah divonis bermasalah, dan sekarang kambuh lagi. Ini sudah ketiga kalinya kamu pingsan, dan kali ini kami tak bisa membiarkanmu karena kamu sampai mimisan parah. Kami terpaksa membawamu ke rumah sakit. Dokter Ji Seo agak marah kepada kami karena kondisimu sempat kritis.” Hyunjin berkata panjang lebar.
“Iya, Hyeong. Kasihan juga ibu dan ayahmu yang khawatir…” Kim Taemin, temannya yang lebih muda, menyambung.
“Eomma tahu?”
“Sejak kami mengabari bahwa kamu pingsan dan kritis, mereka datang dan selalu menungguimu di sini. Kami harus memaksa mereka pulang ke rumahmu agar bisa beristirahat dengan nyaman. Baru tadi pagi Junho hyeong mengantar mereka pulang. Maafkan kami terpaksa memberitahu mereka, karena kondisimu kemarin benar-benar mengkhawatirkan, nadimu sangat lemah.” Taemin menjelaskan kepada kakaknya itu.
Joon Ki memandang sedih kepada dua orang di depannya.