FATE

Fero P.
Chapter #3

Awal dari Segalanya

1 bulan kemudian

Hari ini merupakan hari pengangkatan Selir Gui Mo, yang tak lain adalah saudari sepupu dari Ratu Liu. Istana terlihat ramai meskipun pengangkatan selir raja itu tidak semegah upacara-upacara lainnya. Selir Gui Mo resmi menjadi selir kerajaan karena Ratu Liu terus memohon kepada raja, Ratu Liu yakin Selir Gui Mo merupakan sosok yang sangat tepat mendampingi raja dalam memimpin negeri ini karena Ia sangat mengenal sifat dari saudari sepupunya itu.

Selir Gui Mo berkunjung ke kediaman Ratu Liu, Ia membawa beberapa keranjang kue yang akan diberikan kepada sang ratu di kunjungan pertamanya itu. Ratu Liu menyambut kedatangan Selir Gui Mo dengan senang hati, mereka berbincang cukup lama layaknya saudara. Ratu Liu cukup bahagia, meskipun Ia tidak dapat mendampingi raja, tetapi Ia telah memilihkan orang yang tepat untuk berada di sisi raja. Walau status mereka adalah ratu dan selir, hubungan keduanya sangat baik. Tidak ada perselisihan di antara mereka, karena raja memperlakukan mereka secara adil.

Beberapa bulan kemudian, kerajaan memberitakan kehamilan Selir Gui Mo. Seluruh anggota kerajaan menyambut berita ini dengan sukacita, tak terkecuali Ratu Liu. Ratu Liu ingin berkunjung ke kediaman Selir Gui Mo untuk mengucapkan selamat secara langsung, namun kondisi kesehatan ratu Liu akhir-akhir semakin memburuk. Tabib-tabib dari berbagai penjuru kota telah datang untuk mengobati sang ratu, tetapi tidak satu pun yang dapat menemukan penyakit yang di derita Ratu Liu. Hingga suatu hari datanglah seorang tabib tua menghadap Raja Liu. Tabib tua tersebut berkata bahwa ada seorang tabib yang Ia kenal, tabib tersebut bernama tabib Zhang. Tabib Zhang pernah ditawarkan untuk bekerja sebagai tabib istana, namun saat itu Ia menolak. Menurut tabib tua itu, tabib Zhang merupakan seorang tabib yang pandai, kemungkinan tabib Zhang dapat menemukan penyakit sang ratu. Mendengar kabar tersebut, muncul secercah harapan di hati Raja Liu. Beliau segera mengutus beberapa pasukan untuk mencari tabib Zhang di desa yang disebutkan oleh tabib tua tadi, Ia juga meminta pasukan tersebut untuk menawarkan tabib Zhang sejumlah koin emas jika beliau bersedia menjadi tabib pribadi Ratu Liu.

* * *

Desa Hansui

Tabib Zhang terlihat kelelahan setelah mengobati tiga orang anak dengan luka yang cukup parah, sedangkan Ye Na sedang berada di dapur menyiapkan makan siang. Tiba-tiba terdengar suara derap kuda yang cukup menarik perhatian Tabib Zhang, karena di Desa Hansui hanya sedikit penduduk yang memiliki kuda. Ternyata mereka adalah pasukan istana yang datang mencari Tabib Zhang, pemimpin pasukan tersebut segera menyampaikan maksud dan tujuan mereka serta menawarkan sejumlah imbalan yang dijanjikan raja.

Saat itu Ye Na sedang menyiapkan makanan di meja, Ia secara tidak sengaja mendengar percakapan antara ayahnya dan pasukan istana. Terlihat jelas raut wajah Tabib Zhang sedang berpikir keras dan setelah beberapa saat Ia menolak dengan halus permintaan pemimpin pasukan istana tersebut. Tabib Zhang beralasan bahwa Ia sudah cukup tua dan kemampuannya tidak seperti dulu lagi, bahkan jika dibandingkan dengan tabib-tabib muda lainnya, kemampuannya jauh dibawah mereka. Pemimpin pasukan tersebut berusaha membujuk tabib Zhang dengan berbagai cara, namun sepertinya keputusan Tabib Zhang tidak akan berubah. Beliau tetap pada pendiriannya untuk tidak melangkahkan kaki ke istana. Meskipun demi kepentingan ratu di negeri mereka, namun Tabib Zhang tidak dapat meninggalkan Ye Na, putri semata wayangnya. Membawa Ye Na masuk dalam istana juga bukanlah ide yang baik, Ia tahu betul bagaimana situasi di istana dan bagaimana persaingan serta kerasnya kehidupan di dalam istana. Rakyat biasa seperti mereka tentu saja akan dipandang sebelah mata oleh para pelayan istana, Ia tak ingin Ye Na hidup dalam lingkungan seperti itu.

Setelah ditolak berulang kali oleh Tabib Zhang, akhirnya para pasukan tersebut kembali ke istana dan segera memberi laporan pada raja. Raja Liu sangat kecewa dan sedih, Ia tahu bahwa dirinya tidak boleh memaksa rakyat demi kepentingannya sendiri, tetapi Ia benar-benar mencintai Ratu Liu. Akhirnya, raja memutuskan untuk membuat surat perintah kepada Tabib Zhang untuk datang ke istana sebagai tabib pribadi Ratu Liu. Itu merupakan satu-satunya cara yang dapat Ia pikirkan, dengan adanya surat perintah tersebut, tidak seorang pun dapat menolak perintah kerajaan. Raja meminta putra mahkota Wei Guang serta beberapa pasukan istana untuk membawa surat perintah tersebut sekaligus menjemput Tabib Zhang ke istana.

Keesokan harinya, Pangeran Wei Guang dan pasukannya telah siap menuju desa Hansui untuk melaksankan perintah raja. Wei Guang merasa heran mengapa Tabib Zhang tidak menginginkan jabatan sebagai tabib pribadi ratu sedangkan tabib-tabib lainnya justru berbondong-bondong datang demi mendapatkan posisi tersebut. Setibanya di depan pondok Tabib Zhang, Wei Guang masuk dengan langkah kokohnya, tampak Tabib Zhang sedang mengobati luka seorang nenek, biasanya Ye Na yang mengobati luka kecil seperti itu, tetapi saat ini Ye Na sedang ke pasar membeli beberapa kebutuhan pokok mereka untuk beberapa hari ke depan. Setelah Tabib Zhang selesai mengobati luka nenek tersebut, Pangeran Wei Guang segera menghampiri Tabib Zhang yang cukup terkejut akan kehadiran Putra Mahkota. Tabib Zhang tidak pernah bertemu Wei Guang sebelumnya, namun Ia beberapa kali melihat lukisan wajah Pangeran Wei Guang saat Ia pergi ke kota.

Lihat selengkapnya