Saat aku memasuki kelas dari kejauhan Keenan melambaikan tangannya dan menyuruh ku untuk menghampirinya. Aku yang bingung tetap menghampirinya. Keenan langsung merebut tas ku kemudian menaruhnya di atas meja. Ia juga menyeret ku agar duduk di sebelahnya.
"Mulai hari ini Lo duduk sama gue" aku mengerutkan kening dan protes karena aku seharusnya duduk dengan Calista bukan dengan dirinya.
"Makanya jangan bolos mulu, kemarin urutan duduk di acak" ucapnya santai.
"Yey yang bikin gue ga sekolah siapa ya" sarkas ku dan dia hanya tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali.
Dari luar terdengar suara riuh berisik tak tau ada apa. Aku menoleh mencari sumber suara namun aku hanya menemukan beberapa orang tengah berkerumun tak tau untuk apa. Aku melirik Keenan, ia tengah sibuk bermain drum invisible sambil mendengarkan lagu yang entah lagu apa melalui earphone nya.
"Selamat ulang tahun" ucap seorang perempuan berambut panjang yang membawa sebuah kue meja ku. Aku melirik Keenan tampak tersenyum tak menyangka jika temannya atau mungkin pacarnya memberikan kejutan padanya.
Setelah make a wish laki-laki itu meniup lilin dengan angka enam belas yang ada di atas kue. Perempuan yang membawa kue itu kemudian memberinya selamat sambil mengecup pipi kiri dan pipi kanan Keenan. Kemudian perempuan itu mengeluarkan sebuah kotak yang dibungkus rapih kepada Keenan.
Beberapa orang yang melihat itu bersorak menggoda perempuan yang kini kuketahui bernama Kesha. Orang-orang pun berkerumun di meja kami dan memberi selamat pada Keenan yang tengah merayakan hari bahagianya. Beberap orang teman laki-lakinya juga ternyata memberi hadiah pada Keenan yang berulang tahun keenam belas.
Setelah semua orang menghilang menyisakan aku dan Keenan. Aku menatapnya menimbang-nimbang antara memberinya selamat atau tidak. Bukankah keterlaluan jika aku tak meberinya selamat tapi aku bukan salah satu dari teman dekatnya. Tapi tak ada salahnya memberinya selamat ikut dalam kebahagian yang ia rasakan.
"Selamat ulang tahun" ucap ku mengulurkan tangan yang langsung disambut olehnya. Ia kemudian mengucapkan terimakasih karena aku mengucapkan selamat padanya.
"Gue gak tau kalo lo hari ini ulang tahun" ucap ku berbasa-basi karena aku tak tau harus berkata apa lagi terlebih kini orang-orang sudah berada di bangku nya masing-masing.
"Karena lo gak pernah nanya kapan ulang tahun gue" ujarnya santai dan ada benarnya juga. Aku tersenyum kemudian meminta maaf karena tidak memberinya hadiah.
"Ah ya gue harus kekantin" ucap ku pamit untuk pergi dan baru satu langkah aku berjalan keluar meja ia sudah memanggil namaku.
"Natasya" panggilnya membuat ku berhenti berjalan dan menoleh kearahnya.
"Buat lo, teman baru gue" ia menyerahkan sepotong kue dengan krim strawbery diatasnya. Aku sebenanya tak suka strawbery tapi Keenan memberiku tulus tak mungkin aku menolaknya. Aku mengambilnya kemudian pamit padanya harus menemui teman ku di kantin.
Di lorong kelas sudah ada teman ku yang setia menunggu ku. Dengan muka masam ia bertanya apa yang membuat ku begitu lama keluar dari kelas. Setelah aku jelaskan akhirnya mengerti dan memakluminya.