FaThin

Nurusifah Fauziah
Chapter #15

Seutas Tali

September Ceria

Kalimat itu seperti sudah menjadi sebuah slogan sejak dulu.

Bersekolah di Khusus Seni jurusan Musik membuatku kembali berlatih dengan alat-alat musikku. Membuka seluruh memori yang sempat tertutup. Aku mencoba berdamai dengan masa lalu dan siap untuk terus berlatih menggali potensiku. Sebab itu, ayah memasukkanku di sekolah ini.

Aku menatap kunci Kak Roby dengan hati yang tak menentu. Aku sangat ingin membukanya ketika awal mengetahui. Namun, sampai saat ini belum juga aku membuka lokernya itu. Padahal, sudah dua pekan setelah kunci ini akhirnya ada di tanganku lagi.

Kupikir. Nanti saja. Aku merasa belum benar-benar siap untuk mengetahuinya.

Hari ini kami akan melaksanakan tes praktik piano. Mereka sedang bergumam dengan perlakuan guru yang sudah terkenal akan pilih kasihnya. Bagiku tak masalah untuk dapat giliran berapa pun, karena aku sudah merasa siap untuk hari ini. Aku telah berlatih agar tak mengulangi kesalahan yang sama seperti saat tes biola yang lalu.

"Hari ini yang akan mendapat giliran pertama adalah Kathrine. Silahkan mulai," ucap Pak Leo.

"Tuh kan benar. Pasti Kathrine duluan yang tampil. Pak Leo memilihnya karena kecantikannya itu. Lihat saja apa yang bisa ia lakukan," ucap Nae menggerutu.

Tak bisakah sehari saja kau tak menggerutui seseorang? Gumamku dalam hati menghela napas.

Kathrine mulai mempersiapkan diri dan mulai menekan not-nya.

Kami mendengarkan dengan seksama. Menurutku ini terdengar sedikit kaku. Mungkin karena ia gugup. Seandainya ia bisa lebih percaya diri, pasti akan terdengar makna yang coba ia sampaikan dari nada itu.

Suara tepuk tangan mulai terdengar saat ia meyelesaikan penampilannya. Nilai pun langsung tertera di monitor. Dia mendapat nilai 95. Meskipun, menurutku itu terlalu besar dengan nada yang kurang tepat.

"Tuh kan nilainya besar sekali. Sudah pasti dia akan jadi yang tertinggi!" oceh Nae sekali lagi kepada Lia.

Aku menunggu kapan giliranku. Sampai pada akhirnya giliranku adalah yang terakhir. Beberapa murid terlihat meninggalkan ruang piano ini.

Aku mencoba untuk memfokuskan diriku atas perlakuan ini. Cukup buktikan saja kemampuanmu. Kamu pasti bisa Thin!

Dari podium aku melihat ke kursi penonton yang tampak tersisa Kathrine, Lia dan Nae saja, sedangkan 20 murid lainnya sudah beranjak.

"Ayo cepat mulai, jangan membuang waktu!" ucap Pak Leo dengan ketus.

Aku membawakan cover Bella's Lullaby dari film Twilight. Dua menit pertama sudah kulalui. Sejauh ini terdengar indah. Tak ada yang salah dengan not-ku.

Begitu menyelesaikannya, aku manatap ke arah Pak Leo. Namun, tak kudapati beliau di sana. Padahal, sebelumnya beliau ada di kursi itu. Aku menatap sekitar. Hanya tersisa Kathrine saja. Aku memandangnya meski dari kejauhan. Kami bertatapan untuk beberapa saat, hingga akhirnya ia bangun dan pergi meninggalkanku.

Lihat selengkapnya