Feeling of Being an Enemy

AivAtko31
Chapter #2

1. Welcome New York🍁

Setiap ada awal pasti ada akhir. Dan setiap akhir, akan selalu ada awal yang baru.

-New York, 12 oktober

🍁🍁🍁

Gadis yang mengenakan hijab pasmina turqoise itu berjalan pelan keluar dari pintu kedatangan bandar udara John F. Kenedy.

Tangan kecilnya menyeret koper hitam, namun ia berhenti di tengah keramaian bandara. Ia menunduk, menurunkan tas ranselnya yang juga berwarna hitam dan memasukkan jaket tebal ke dalamnya. Dan mengambil jaket biasa berwarna mocca. Selama di pesawat hingga tiba di bandara, ia terus saja menggigil. Suhu AC nya terlalu dingin menurutnya. Tapi yasudahlah, untung saja ia punya jaket tebal di tas nya tadi.

Gadis itu melanjutkan jalannya. Seperti teringat sesuatu, ia berhenti lalu menepuk dahinya secara refleks. 

Astagfirullah! Kenapa dia begitu bodoh?

Tidak mengecek lebih detil tentang cuaca di New York.

Dan untungnya saat tiba, kota yang tak pernah tidur ini sedang dalam musim gugur. Udara yang masih terbilang sejuk untuk menikmati liburan. Waktu terbaik mengunjungi New York, keberuntungan lagi. Karena jika musim dingin, ia benar-benar tidak membawa pakaian musim dingin. Ia membawa perlengkapan baju biasa. Suasana Indonesia dan Asia masih terbawa olehnya, sehingga ia melupakan hal penting. Musim disini berbeda. Yahh, walaupun dia seorang traveler. Tapi jangkauannya masih sekitar Keliling Indonesia dan negara-negara tetangga sekitarnya saja. Dan ini, adalah tempat terjauh yang pernah ia datangi.

Keramaian disekitarnya tampak tak mengganggunya melakukan apapun. Jaket berwarna mocca itu ia rengkuhkan di tubuh kecilnya. Membuat dirinya semakin terlihat menggemaskan dalam balutan jaket tersebut.

Ia kembali berjalan, mencari mobil yang sudah disediakan dari pihak travel yang memberinya libur gratisan ini.

Percaya tidak? Jika liburan ini didapatkannya gratis karena memenangkan lomba cipta cerpen? Ah, bahagianya... Ia sendiri pun hampir-hampir tidak percaya.

Ia masih tidak menyangka jika cerpennya bisa membawanya ke New York.

Alhamdulillah...

Sebenarnya ada 5 orang yang mendapat liburan gratis juga. Ada 3 tempat juga yang ditawarkan pada para pemenang. Amerika, korea dan Perancis. 2 orang memilih ke korea, 1 orang memilih Perancis, ia memilih Amerika dan satunya lagi hilang. Yah, mungkin ia mengambil bentuk cairnya saja. Wajar sekali bukan jika orang tuanya tidak mengizinkan mungkin?

5 menit menunggu, ia baru sadar. Banyak orang yang meliriknya sekilas. Menoleh seakan ingin tahu. Heh, yang asing sebenarnya siapa sih?

'Menjadi Asing diantara orang-orang asing' batinnya merasa geli.

Ia merasa bingung harus melakukan apa. Ia mengeluarkan ponsel, memotret beberapa foto keadaan sekitar lalu membuat feed di instastorynya, dan tak lupa selfie untuk ia kirimkan pada keluarganya sebagai tanda jika ia tiba dengan selamat sentousa, lahir dan batin di New York.

Sebuah mobil berhenti di depannya saat ia sedang sibuk dengan ponselnya. Ia menoleh sekilas, lantas orang tersebut bertanya menggunakan bahasa inggris. Dari perbincangan singkat itu, dapat disimpulkan. Memang mobil ini yang sedari tadi ia tunggu. Sopir itu masih muda dan ramah. Ia membantu memasukkan kopernya ke bagasi mobil. Saat tawaran untuk memasukkan ranselnya ke mobil, gadis itu menggeleng. Ia tidak pernah melepas ranselnya.

Sopir itu membukakan pintu belakang, ia masuk dan mengucapkan terima kasih dan tersenyum ramah. Ia kembali membuka ponselnya.

Destinasi liburan New York.

Manhattan terkenal dengan gedung pencakar langit, bisnis, museum, dan wisata belanja. The Bronx dikenal sebagai kota kediaman team baseball New York Yankees, Brooklyn dikenal sebagai kota dengan populasi terbanyak yang dikenal dengan street art dan gedung-gedung tuanya. 

Sedangkan Queens dikenal sebagai kota terbesar dengan penduduk dari etnis yang paling beragam. Di wilayah ini banyak orang Indonesia tinggal di sini. 

Terakhir, Staten Island, terletak paling selatan dengan jumlah populasi paling sedikit, pemandangan Patung Liberty bisa kita dinikmati dari Ferry yang menghubungkan Staten Island dan Manhattan.

"Permisi, boleh saya bertanya?" ujar gadis itu memecah hening.

"Tentu" balas sopir itu singkat.

Lihat selengkapnya