Feeling of Being an Enemy

AivAtko31
Chapter #10

9. Dingin yang menyapa 🍁

Aku tak tahu sejak kapan aku mulai memperhatikan hal kecil tentangmu. Yang kutahu hanyalah, itu terjadi padaku. Saat ini.

-New York, 16 Oktober

Siang hari di Manhattan. Didekatmu, yang tiba-tiba terasa lebih istimewa dari sebelumnya.

🍁🍁🍁

Vira memperhatikan seseorang dibalik Laptop. Matanya terlihat jengah dan bosan. Ok! Vira benar-benar sudah tidak tahan!

"Aku mau pergi. Maaf" Vira akhirnya mengungkapkan keinginannya.

"Sebentar lagi Aku selesai. Bisa menunggu? Please" bujuk Alen.

"Aku sudah menunggu Anda lebih dari 3 jam. Dan masih harus menunggu lagi? Waktuku sudah banyak terbuang. Aku ke New York untuk liburan. Bukan untuk menunggui seseorang yang hanya bisa mengabaikan saja" ujar Vira kesal.Β 

"Kamu cemburu pada laptopku, hmm?" goda Alen sembari menaikkan sebelah alis.

Vira menatapnya jengah. Namun tak urung, ada debar yang menyusup di dadanya. Vira mengalihkan tatapannya keluar jendela. Berjalan kesana. Vira bisa melihat pemandangan gedung-gedung tinggi di New York. Terlihat megah dan sangat modern. Vira kagum namun terselip rindu akan negaranya yang masih 'bisa' dibilang lebih hijau.

Alen mendekat. Berdiri sejajar, setengah meter di samping Vira. Vira menatap Alen yang berdiri disisinya. Kenapa ada makhluk sesempurna ini ?

Rambut Alen lebih rapi dari biasanya. Menambah kesan maskulin.

Vira, sadar!

Vira terhenyak oleh kenyataan dimana Ia mulai menjadi aneh.

"Cepat selesaikan pekerjaanmu. Setengah jam kau belum selesai, maka aku akan pergi. Tanpamu" tegas Vira.

Alen memandang Vira. Vira mengalihkan tatapannya.

"Aku sudah selesai."Β Alen berujar santai.

"Apa?" Tanya Vira memastikan.

"Sejak 2 jam yang lalu Aku sudah selesai. Aku hanya ingin kamu menunggu lebih lama."

"Kau!" tuntut Vira tak terima.

"Aku ingin keberadaanmu membekas dalam ruanganku. Jadi Aku bisa bekerja dengan mood yang baik, karena aku bisa merasakan kehadiranmu disini"

Vira merasakan pipinya yang memanas. Ia merasa kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa Ia jadi seperti anak Abg yang labil? Begini saja tersenyum malu-malu dengan raut wajah yang entah sudah seperti apa. Bukankah seharusnya Ia marah? Atau paling tidak Ia seharusnya tidak peduli?

Mana Vira yang dulu?Β 

"Hei, are you okay? Katanya mau pergi. Ayo! Atau kamu mau menetap di sisi jendela seperti hantu di film conjuring?"

Sialan. Lelaki ini memang menyebalkan.

"Jangan mencebik seperti itu. Minta dicium ya?" Vira memelototkan matanya. Alen tertawa.

"Kalau seperti ini, Kau jadi terlihat lebih tua dari Jenny" sindir Alen.

Vira melempar Alen dengan sebuah undangan merah yang Ia dapat dari atas meja. Dan, pas terkena punggung kokohnya.

"Issh, Kau tidak sabar menikah denganku ya? Sampai melempar undangan ini padaku, hmm?"

Vira berjalan tak acuh. Mencangklong ranselnya dan keluar. Malas menanggapi kebawelan Alen.

🍁

Lihat selengkapnya