¤¤¤
CUACA pagi ini terlihat mendung, awan yang gelap ditambah hembusan angin yang membuat suasana di pagi hari kian terasa sejuk.
Dari sudut jalan perkotaan, tampak seorang cewek yang tengah berdiri di sebuah halte yang terlihat ramai dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama sepertinya, menunggu angkutan umum.
Kaira Zeevana Putri, nama yang tertera dengan jelas pada baju seragam yang cewek itu kenakan.
Cewek itu memakai seragam putih abu-abu, layaknya seperti anak SMA biasanya dengan tas ransel yang tersampir di bahunya, serta rambut panjangnya yang di ikat dengan rapi.
Cewek itu menggenggam tali tas ranselnya dengan kuat, kedua matanya sesekali melirik arloji pada pergelangan tangan kirinya, lalu sesaat kemudian kembali melirik ke arah jalanan yang kian ramai.
Sedari tadi, cewek itu terus melambaikan tangan kanannya untuk memberhentikan angkutan umum, tapi dari sekian banyaknya bis yang lewat, sampai detik ini, tidak ada satupun yang berhenti di depannya karena sudah terlihat penuh.
"Duh... gimana nih, mana udah jam segini lagi." Perempuan yang bernama Kaira itu tampak berbicara pada dirinya sendiri, wajahnya bertambah muram melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan tepat pukul tujuh pagi.
"Apa naik bis yang lain aja yaa..."
"Tapi kan, harus jalan lagi.. tapi dari pada nunggu di sini pada penuh terus, mana sebentar lagi masuk." Setelah sesaat bernegosiasi dengan pikirannya, akhirnya Kaira memutuskan untuk naik bis yang lain, walaupun harus jalan kaki lagi, karena memang bis tersebut tidak berhenti tepat di depan sekolahannya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, karena harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Akhirnya Kaira sampai di depan gedung sekolahnya, SMA Pertiwi—salah satu SMA Swasta ter-favorite di Ibu Kota.
Cewek itu menghela nafasnya yang kian memburu, tubuhnya membungkuk dengan kedua tangan yang bertumpu pada kedua lututnya. Setelah merasa cukup untuk kembali menormalkan degupan jantungnya, cewek itu merubah posisinya kembali menjadi berdiri tegap, tangan kanannya merogoh saku baju, mengeluarkan sapu tangan yang terlipat rapi, lalu langsung mengelap keringat yang telah membanjiri wajahnya.
TAP.. TAP.. TAP..
Suara langkahan kaki bergemuruh, membuat Kaira tersadar dari kegiatannya, matanya beralih melihat segerombolan siswa-siswi yang berlari dengan cepat menuju ke arah gerbang sekolah. Tanpa harus menunggu waktu lagi, dengan cepat cewek itu berlari menyusul siswa-siswi yang berlarian memasuki gerbang sekolah yang sebentar lagi akan ditutup.
Setelah memasuki area sekolahan, Kaira langsung berlari menaiki anak tangga dengan cepat menuju kelasnya XI IPA 1 yang berada di lantai dua. Dari lantai dua sekolah, sepasang mata cewek itu melirik ke arah lapangan utama sekolah, yang kini tampak ramai di padati oleh siswa-siswi yang telah berbaris rapi untuk melakukan kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari senin, upacara bendera.
Kaira melangkahkan kakinya perlahan, sesaat langkahnya terhenti, tepat di depan pintu kelas yang berada tepat di sebelah kelasnya. Kedua matanya melirik ke dalam kelas, di sana tampak seorang cowok yang dengan santainya menopang kedua kakinya ke atas bangku dengan pandangan yang terfokus pada handphone di tangannya.