Fender, Bukan Playboy Biasa

Syarif Hidayat
Chapter #7

Target Baru

Pernah nggak berfikir bahwa cinta itu bikin kita bisa males, itu sih kalo kita disakitin ama virus yang nggak jelas dan nggak berwujud yaitu cinta, tak dapat dipungkiri cinta memang kadang bisa nyembuhin seseorang dari sifat males, bisa nyembuhin orang bodoh jadi pinter, perkataan ini keluar dari mulutnya Fender pas lagi nongkrong ama Freddy dan Kiko di warkopnya Cak Zul depan kampus cemara.

"Bener Sop, emang sih cinta kadang bikin kita ini giat banget, giat kuliah, giat gosok gigi dan giat segala – galanya," tambah Kiko yang ada disamping Fender.

Sedangkan Freddy cuma garuk - garuk kepala mendengar celetukan dua sohibnya.

"Kooo inget nggak si Salem, dia dulunya ama penampilan cuek abis, dulu sebelum mengenal cinta, dari sepatunya aja robek diujung dan keliatan kakinya, terus sampe tingkat bajunya robek disekitar lengannya dan keliatan bulu keteknya, katanya sih mengartikan kemachoan dalam bergaya."

"Itu sih bukan macho tapi kempro," potong Kiko sambil nyeruput kopi.

"Tapi sekarang, dia udah berubah 360 derajat, gara gara dia naksir ama gadis Bojonegoro yang bernama Sulastri, apa coba kalo bukan keajaiban cinta," ujar Fender serius.

"Sulastri yang polos itu," Kiko kaget.

"Makanya kemarin tempo hari, Salem rapi banget, hwufttt cinta emang ajaib," kata Freddy sambil ngupil.

"Sampean – sampean ini benar dalam hal mendeskripsikan tentang cinta," celetuk Cak Zul muncul sambil membawa kopi pesanan Fender.

"Omongan sampean kayak mahasiswa pake kata deskripsi segala, mbok yang kreatif sedikit biar jadi trendsetter," cela Fender.

Kemudian dikejutkan oleh seorang cewek cantik.

"Cak zulll beli es teh bungkus satu."

Trio dekil itu langsung melotot melihat cewek disampingnya terutama Fender hidungnya kembang kempis.

"Mbak dikasih bedak apa tuh kok bisa cantik," goda Fender nggak sopan.

Cewek itu langsung melotot diringi tertawaan trio dekil.

Freddy langsung menyela, "Sabar ya mbak, anak – anak kalo bercanda sering kelewatan, padahal niat mereka pingin kenalan sih sebenarnya," Freddy tersenyum.

"Thats right bro, kamu emank cerdas hari ini Fred, oh ya situ punya nama siapa sih.?" Fender menyodorkan tangannya.

Cewek itu diam.

"Fen ternyata nih cewek nggak bisa ngomong alias biiiisu," sela Kiko ketawa ngakak.

Cewek itu langsung dongkol.

"Hustttt..hustt, sampean ini udah besar masa orang cantik-cantik gini diledekin kayak gitu, jangan dengerin mbak.!" bela Cak Zul sambil ngasihin pesanan cewek tersebut.

"Udah tuir jangan suka ngikut urusan mahasiswa, situ ngurusin ngaduk kopi aja," seru Fender emosi.

"Haduh," tambah Kiko menghela nafas.

Cewek itu langsung kabur, Fender langsung nggak terima, "Ini nggak bisa di terima oleh akal, masa cewek cantik kayak gitu nyuekin kita – kita dan kalo aku ngeladenin bacotnya Cak Zul, mending aku ngikutin dia, sapa tau bisa kenalan, okeee, bye," pamit Fender ngeloyor pergi.

"Dasar nggak ada kapoknya, sudah sering ditolak masih saja usaha," ujar Cak Zul geleng-geleng kepala.

"Biarin toh, dia kan lagi usaha cari cewek, ketimbang dia ngecengin sesama jenis, kita malah repot," bela Freddy.

Bukan Fender kalo nggak bisa kenalan ama cewek meski sering dimaki-maki, tuh anak emank kagak pernah kapok dalam hal urusan kenal bin PDKT, karena Fender punya prinsip dalam hal ngecengin cewek, nggak kenal maka nggak sayang, prinsip yang udah universal. 

Ehm kita liat aja tuh anak kalo ngikutin mangsanya kayak detektif conan, Fender memantau tuh cewek lagi duduk sendirian ditaman kampus sambil nyedot es teh yang di belinya tadi. Fender membatin tertawa, "Kayak anak playgrup wekekek," ini kesempatan emas, Fender langsung menghampiri dan langsung nyelutuk di depan cewek itu.

"Hiiiii lagi ngapain?" sapa Fender SKSD sambil membuka senyum lebar bak caleg.

"Nggak liat neh lagi apa."

Fender menelan ludah, "Sorry deh kan cuma bercanda."

"Aku tau kamu pasti pingin kenalan kan, makanya jadi orang tuh jangan munafik," sindir tuh cewek.

"Kok tau, pasti kamu paranormal ya...?" ujar Fender tersenyum.

"Muka kayak kamu udah pasaran kalo deketin cewek, kamu kan udah terkenal, kalo kamu nggak laku dikalangan cewek sini." 

Fender melotot kaget.

"Yaaa bagus lah, kalo kamu udah cerdas."

"Aku baru sadar bahwa didunia ini masih ada cowok yang PD nya bukan main, untung masih belum punah," sindir cewek itu.

Fender hanya santai menanggapinya.

"Emank dinosaurussss," Fender tersenyum geli, "Justru itu kamu harus bangga kenalan sama aku, Fender bukan cowok sembarangan dan satu lagi cowok satu - satunya yang dilindungi negara."

Cewek itu hanya diam sambil membatin, "Dasar playboy nista."

"Udahlah kita damai aja deh, buat apa sihh kita musuhan, nggak ada gunanya, masa kita meniru kucing ama tikus," rayu Fender.

"Upss sorry ya, aku bukan kucing tapi aku manusia, kamu kucingnya yang nyolong ikan di wakul," ledek cewek itu tersenyum geli.

"Enak aja, kamu tuhh yang kucing."

"Ehhh marah pilih mana kenalan apa aku pergi nih."

"Boleh juga nih cewek," batin Fender, "ok dehhh, aku nyerah ama cewek kucing," sambung Fender.

Cewek itu langsung diam.

"Gitu aja marahhh, kamu nggak asikkk."

"Kamu yang nggak asik," balas cewek itu.

"Sorry - sorry de mbakkk," Fender menyodorkan tangannya, "Aku Fender."

"Diantyyy," balasnya.

"Ohhhh Dianto toh."

Lihat selengkapnya