Ruang pers room café club night waktu itu dipenuhi para wartawan dari berbagai media, mereka nggak sabar menunggu kedatangan penyanyi yang lagi melejit, sapa lagi kalo bukan, Agnes Manila, penyanyi yang mencetak angka penjualan 1 juta kopi, nah si Fender waktu itu lagi bersandar di tembok sambil mendekap, sementara itu Freddy nyiapin camera handycamnya.
"Fred, tuh artis kapan datangnya?" tanya Fender.
"Bentar lagi."
Kemudian ada cewek manis mendekat kearah Freddy.
"Fred, kamu tau nggak gosipnya Agnes lagi deket ama penyanyi super idol?" tanya cewek itu sambil memegang camera foto.
"Udah tau, lha wong aku wartawan gossip, masa nggak tau gosipnya Agnes Manila, kalo nggak salah dia jalan ama Dilo kan." terang Freddy.
"Mbak, gimana kalo Agnesnya digosipin ama aku, itu salah satu berita yang bikin media massa langsung melejit loooo," sambar Fender didekat Freddy.
Cewek itu tersenyum geli, "Masssss kalo digosipin ama situ, entar bukan namanya gossip tapi dikirain Agnes punya hobi baru memelihara hewan peliharaan dan yang ada media massa mengalami pembusukan berita, hahahhha."
Dijawab kayak gitu Fender merasa dihina, "Nih cewek nggak kenal ngomong nggak di atur," batin Fender dongkol.
"Jangan dimasuki ati deh, aku cuma bercanda," ujarnya tersenyum tipis.
"Ya untung aja aku ini pria sabar kalo nggak wajah kamu yang penuh peta itu, bakal kena serangan tendangan bibirku"
"Enak aja, bisa bisa rabies kena bibir kamu," cibir cewek itu.
Freddy malah tertawa. "Sabar Fen itu namanya cobaan."
Fender mencibir.
Nggak lama kemudian Agnes Manila muncul dari pintu ruang pers room disertai para bodyguard, kontan para wartawan langsung menyerbu dan membrondong sejuta pertanyaan, sedangkan Fender masih santai kayak nggak punya dosa, dan bikin Freddy geram,"Sst...sst!" Freddy memberi aba - aba, berhubung Fender lagi konslet, dia nggak ngerti maksud Freddy kalo disuruh interview ke Agnes, nggak sabar ngelihat Fender lagi goblok, Freddy langsung menghampirinya, "Pura pura goblok apa goblok beneran sih," semprot Freddy.
"Maksudnya apaan sih...?" Fender tetep nggak nyambung.
"Kamu interview ama dia, masa diem aja tanpa tindakan kayak orang kena bencana banjir," sungut Freddy melotot.
"Bilang dong dari tadi," ujar Fender langsung ngacir ke kerumunan wartawan.
"Dasar bolot," Freddy dongkol.
Secepat kilat, Fender langsung nyerobot dari kerumunan dan langsung didepannya Agnes, seketika Fender takjub, ngorogi ngeliat Agnes Manila yang parasnya cuantik banget, ini yang bikin Fender punya penyakit kedua yaitu suka lupa dan tulalit.
Sementara itu para wartawan ada disampingnya pada sibuk sendiri dengan pertanyaan dan potret - memotret, sedangkan Fender malah bingung sendiri nyari catatan interviewnya, "Waduh gimana nih," batin Fender kelimpungan.
Pikiran tuh bocah mulai kemana - mana, bagaimana jalan keluarnya, semenit, dua menit, lima menit, Fender malah diam, otomatis Freddy jadi curiga dan menjitaknya dari belakang, "Tuh tanyain si Agnes."
"Iya..iya sabar, nih lagi prosesss," ujarnya dengan nada pelan.
Gobloknya Fender mulai tambah kambuh, dan bencana men, "Oke guysss perhatian - perhatian para wartawan, mundur sedikit jangan berebut, ayo yang tertib masa kalah ama ngantri sembako," suruhnya tanpa rasa dosa.
Agnes Manila jadi heran ngeliat tingkah tuh cowok, dan ajaibnya para wartawan juga ngikut perintah Fender, (bak kena hipnotis, wekekek.)
"Ya gitu dong pinter, kalo yang nurut entar dapet ciuman dari Agnes."
Agnes menelan ludah.
Freddy langsung menarik Fender keluar dari kerumunan wartawan, "Apa - apaan sih, bikin malu aja, ini bukan bercanda bro, kamu berhadapan ama Agnes, pe..nya..nyi terkenal," omel Freddy marah.
"Santai bro, itu trik jitu buat wawancara exclusif ama Agnes," kelak Fender kelabakan.
"Itu namanya trik bodoh muka jerapah."
"Jangan muka jerapa, muka Bratt Pitt aja Fred, hehehe," ujar Fender tertawa.
"He kuping tebal, kalo sampe gagal, aku bakal kena pecat dodolll."
Fender malah tersenyum dekil.
"Trusss ini gimanaaaaa," Freddy bingung sendiri dan interviewnya udah kelar, Agnes mulai berjalan keluar, Freddy yang melihat itu kontan tergopoh - gopoh, "Waduh gimana nih, celakaaaaaaa."
Fender ikut bingung, "Bentarrrr," Fender melesat pergi ke kerumunan Agnes.
"Agnes - agnes...?" Seru Fender sambil berjalan sesak memecah kerumunan para bodyguardnya,
Agnes menoleh kebelakang.
"Bentar Agnes, tunggu aku ada perlu ama kamu."
Akhirnya Agnes menghentikkan langkahnya, "ada apa mas...?"
"Kamu gimana kabarnya?" sapa Fender sok ngakrab.
Agnes tersenyum kecut.
"Saya anaknya te nina dari bandung, masa lupa atuh, kunaon ah..?" Ujar Fender sok logat bandung.
Mimik mukanya Agnes berubah, "Kamu anaknya Te Nina, gimana kabarnya Te Nina."
Orang orang yang ada disekitar kaget melihat aksi Fender, terutama Freddy terheran heran, "Ternyata jurus nipu menipu berhasil, yess," Batin Fender kegirangan.
"Baik Nes."
"Kamu lagi ngapain kesini."
"Aku mau wawancara kamu, masa Agnes nggak liat atuh, Id card terpampang di dadaku," tunjuknya memegang ID Pers STV (Padahal tuh ID itu bukan punyanya Fender.)
"Ehm jadi kamu wartawan juga, ok deh besok pagi aku tunggu ya dihotel mentari kawasan ngagel, gimana? kamu bisa tanya tanya sepuasnya," kata Agnes.
"Jangan, masalahnya besok mo tayang, kalo nggak dapet wawancara kamu, bisa bisa karir ku hancur lebur," Bujuk Fender sok memelas.