Setelah kejadian kemarin pagi, Fender makin stress berat, sampe - sampe itu muka yang ada bekas memarnya ditutupin ama salonpas (koyo anti nyeri), terus dikasih tulisan anti zionis, ya itung - itung sebagai rasa penolakan atas konflik timur tengah, bagi Fender itu tindakan gila, tapi bermanfaat, cuek seratus persen dijalanin, biar kata orang gila nggak peduli, ketimbang pipinya diliatin banyak orang mending ditutupin dengan tulisan anti zionis.
Timur tengah emank lagi panas, konflik Israel dan Palestine tak terhindarkan, 1000 orang korban sipil tela mati sia - sia, seluruh dunia mengecam tindakan Israel termasuk mahasiswa - mahasiswi kampus cemara turun ke jalan menentang agresi militer Israel, dengan membawa kotak sumbangan buat korban kekejian Israel, welll bagi Fender dengan menempel salonpas lalu dikasih sebuah tulisan Anti Zionis, itu dah cukup, untuk menyuarakan hatinya Fender, nggak ridho ama serangan Israel, semoga mereka dikutuk jadi semut, biar tau rasa di injek orang, padahal itu yang dilakuin hanya sekedar untuk menutupi pipinya dari bekas memar yang diberikan oleh Marisa, semacam kenang - kenangan, hehehehe.
Pas lagi jalan dikoridor kampus pagi itu, semua mata memandang ke Fender, (bukannya Fender udah sering digituin) tapi ini beda dari biasanya, semua mahasiswa disekitarnya pada nggak enak ngeliatnya, Fender hanya senyum tipis, "Mending diginiin ketimbang pipi ini dikira ditato."
Yups ide tuk mencari perhatian berhasil dengan sukses, padahal mereka menganggap Fender dah gila, gimana coba nggak gila, pipinya udah ditembel, apalagi pake tulisan anti zionis, apa itu tindakan wajar, jawabannya cuma satu, "Tidakkk bagi cowok normal."
Semua yang ada disitu pada bisik – bisik nggak enak, mungkin kalo didengerin seksama ada salah satu bisikan yang bikin hati panas, "Fender dah gila gara - gara cewek kampus ini nggak ada yang mau, dia jadi stresss," untung Fender bukan supermen yang bisa ngedengerin bisikan orang.
"Happy after tamparan by Marisa," batin Fender lalu menuju ke perpus, karena ada tugas dari Pak Somad.
Pas digerbang pintu masuk perpus Fender papasan ama Salem ama Toha, seketika itu mereka langsung ngakak.
"Emank lucu kalian tertawa!" semprot Fender.
"Sampean emank lucu Fen, apalagi pipinya sampean kasih tulisan gituan malah tambah keliatan bego," Salem makin kenceng tertawanya.
"Bego gimana Lem, ini perwujudan menolak agresi militer Israel," kelak Fender.
"Hari gini masih ada pahlawan kesiangan," tambah Toha ikut ngakak.
"Fen, saya kasih tau prihal penting hidup dikampus ini, sekarang tuh jaman gimana caranya dapet pacar lima, itu yang penting," ledek Salem.
Fender ikut tertawa. "Ngomong ama tangan," Fender ngoloyor pergi masuk kedalem, mereka hanya geleng - geleng kepala ngeliat keanehan sohib satu kosnya.
Fender lagi kalang kabut ama hatinya, tragedi memilukan waktu lalu bikin terbayang - bayang terus, ditampar dan membekas itulah menjadi tonggak kesetresan, buku analisa laporan keuangan yang dipegangnya sampe – sampe nggak nyantol sedikitpun, padahal Fender mencoba tuk membaca bolak balik tugas yang diberikan Pak Somad tempo lalu, tetep aja nggak nyambung, yang keinget perkataan Marisa terus, ditambah para penduduk perpus ngeliat nggak enak ama Fender, jadi ngarasa nggak enak jadi orang cakepan dikit. (Sadar Fen sadar, semua orang ngeliat, kalo gini jangan terlalu dini)
Jemarinya Fender tanpa sengaja menulis cuek 100% dibinder mungilnya.
"Aku harus cuekk ketimbang gilaaa," Fender cabut dari tempat itu.
Dari jauh ada Yana sukmawati lagi duduk sendirian dibawah pohon cemara kampus, kebetulan Fender lagi lewat disitu, "Yanaaa," desah Fender dibalik tembok sesekali ngintipin Yana ngelamun.
Akhirnya Fender ngeloyor ke Yana lalu menyapanya lembut, "Haiiiii,"
Yana melotot sinis ketika melihat Fender.
"Kok melotot gitu emank aku ngerii yaaa," goda Fender nyengir kuda.
"Iyaa kamu emang ngeriiiii," ujar Yana sambil ngeliat pipinya Fender lain dari biasanya.
Fender langsung duduk disebelahnya lalu curiga ngeliat Yana, "Pasti kamu lagi ngeliat pipi aku ya, ini adalah pewujudan anti Israel."
"Kamu sadar apa gila sih," cemo'oh Yana.
"Aku sangat sadar kalo aku memang jatuh cinta ama kamu," ujar Fender serius.
Kontan bikin Yana kaget, deg.
Yana tersenyum geli, "Kamu gila ya nembak aku disiang bolong gini, sorry aku nggak ada waktu bahas cinta monyet kamu," Yana langsung pergi, berhubung anak ayam nggak bisa lepas dari induknya, atau bisa diartiin pula dengan cinta nggak bisa lepas dari hati (yaelah sejak kapan jatuh cinta, PDKT aja nggak) dengan PD Fender mengekor dibelakanganya, "Yan tunggu, aku serius jatuh cinta ama kamu, kenapa sih kamu benci banget ama aku," Fender menarik tangan mungilnya.
Yana membalikkan badannya dan menatap tajam, "Lepasin tangan aku Fen."
Fender melepasnya lalu menatap serius, "Kamu tau kan kalo cinta kayak jelangkung datang tak diundang pulang tak diantar."
"Aku nggak peduli biar kamu jelangkung, pocong, yang pasti aku nggak bisa bahas cinta monyet kamu, karena kamu gomball," urai Yana.
"Aku harus gimana menyakinkan kamu, kalo aku emank bener-bener cinta dadakan ama kamu sejak ada dikelas," jelas Fender. (uhuy bak senetron)
"Iya aku tahu, aku dah ngerasa, tapi sikap kamu yang bikin aku ilfil ama kamu," jawab Yana dan menjauhi Fender dengan cepat, tapi Fender nggak nyerah.
"Yan tunggu donk aku belom selesai ngomong," Fender membuntutinya.
Yana menoleh ke arah Fender, "Stopppppp!"
Fender menghentikan langkahnya dan melihat Yana semakin menjauh dari penglihatan Fender, "Hwuft."
Di warkopnya Cak Zul mereka lagi diskusi serius.
"Whatttt, nembak dia, sampeaaaaan sudahhh sangat gila ya Fen," Freddy kaget.
"Terpaksa," jawab Fender singkat sambil nyalahin rokok malboronya.
"Sinting kamu Fen, nembak cewek tuh ada kode etiknya," cecar Kiko.
"Sekarang udah nggak jaman pake kode etik segala, terlalu tinggi coy pake istilah gituan, dan aku masih waras nggak sinting, aku sadar seratus persen nembak dia," cetus Fender serius.
"Sop aku kasih tau, nembak cewek itu harus tau kode etiknya, ada step by step yang harus dijalanin, masa sebagai playboy nggak tau, pura – pura bego apa bego beneran," terang Kiko antusias.
"Iya aku bego, tapi tadi tuh aku nembak mikirnya iseng - iseng berhadiah," ujar Fender memelas.
"Iyaa, berhadiah malu, dodolllll," potong Kiko.
"Sekarang gini, cewek tuh nggak usah dibingungin, santai aja, rileksss, sekarang aku nanya, jawabannya apa dia nolak????" tanya Freddy
"Aku inget – inget bentar, Fender mikir sambil bermain jari, ditolak, diterima, ditolak, diterima, ditolak, ya ditolak," jelas Fender keliatan bloon.
Freddy tertawa ngakak sedangkan Kiko keki.
"Bego banget sih, sop kalo jemari ada lima terus yang diduluin ditolak pasti jawaban akhirnya ditolak, kalo pertama dihitung diterima pastinya jawaban akhirnya diterima, serius dikit kenapa sih," sungut Kiko dongkol ngeliat Fender nggak serius.
Fender jadi garuk – garuk.
"Sekarang nanya sekali lagi, kamu diterima apa ditolak," tanya Freddy.
"Dia nggak jawab, tapi katanya dia nggak mau bahas cinta monyet," jawab Fender polos.
Mereka langsung tertawa ngakak.
Kadang Fender emank rada blo'on kalo kepepet masalah, apalagi masalah cinta, ya kayak gini jadinya, suka rada sinting end nggak konek, padahal Fender dulu ama sekarang beda, nggak tau kenapa, mungkin kebanyakan ditolak jadi mempengaruhi psikologisnya (yaelah kayak pakar psikolog ngomongnya, hehehe) dulu Fender cuek bebek kalo ditolak atau dicaci ama cewek, lewat begitu saja, sampe - sampe dia dijuluki Playboy Nista, dia nggak mikir sedikitpun ama julukan nistanya, yang penting dia bisa tepe sana tepe sini, dan bisa membuat cewek tersenyum atau kalo nggak beruntung dicaci, Fender masih bisa berdiri tegak bak panglima sudirman yang ada difoto buku pelajaran sejarah, tapi sekarang jadi melow kebawa terus bak kahlil gibran hehehe.
Semula emank iseng nembak Yana, berhubung dah terlanjur, rasa suka atau cinta, bikin ngutuk hatinya Fender alias kualattt, lebih parah lagi Fender nulis puisi yang isinya kayak gini, bikin sakit gigi kalo baca puisinya Fender wakakakak.
Antara Ban Mobil dan Yana
Sekejap mata memandang
Tapi kamu dipandang malah cantik
Aku dan Yana ibarat ban mobil dan velg saling menyatu
Hehehehe....! tertawa karena cinta
Semoga hatiku menusuk hatimu