"Nomor 3. Shīna jelaskan jawabannya!" Bu Fey mengatakannya dengan sangat jelas. Walaupun usianya sudah memasuki angka 43 tahun, semangatnya tentang mengajar bahkan lebih tinggi dari guru yang lebih muda.
Aku berdiri dengan buku catatan biologi di tangan kiriku. Tertunduk, aku mulai membaca apa yang tertulis disana. "Pertanyaan nomor 3. Jelaskan Fase pernafasan dada (Inspirasi dan Ekspirasi)!"
"Pada fase inspirasi, terjadi kontraksi otot diafragma sehingga rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk."
"Sedangkan, pada fase ekspirasi merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk. Hal ini menyebabkan rongga dada menjadi kecil," jelasku.
"Bagus! Selanjutnya, emmm ..." Bu Fey melihat kolom absen yang dia pegang.
Sama seperti biasanya, dia selalu menunjuk siswa secara acak bermodalkan buku absen.
"Lia Maharani. Nomor 4"
Semua orang tertuju pada seorang gadis bernama Lia. Wajah yang kusut, dan tangan yang gemetaran. Lia mulai berdiri dengan mata berkaca-kaca.
Aku mengingat kembali sesaat sebelum bel masuk berbunyi. Anak itu mencari buku catatannya kemana-mana. Melihat respon dia yang sekarang, kemungkinan besar buku itu belum ditemukan.
"Bu ... maaf, buku catatan saya hilang," parau Lia. Mulutnya gelagapan menunggu respon dari Bu Fey.
Aku melihat sekitar, beberapa orang mulai tertawa, dan tersenyum sinis melihat Lia dalam kondisi seperti itu. Kejadian ini memang sudah biasa terjadi di kelas. Anak yang menjadi bahan rundungan, dan tidak diakui keberadaannya.
Ku alihkan pandangan pada Septi, tersangka utama yang pasti pelakunya, anak itu tampak memainkan rambut dengan senyum kemenangan.
Aku kembali menatap lurus, memandang punggung Lia dari belakang. Anak itu dalam postur tegang sekarang. Wajar ... Bu Fey sangat ketat dalam pengajarannya.
"Kenapa bisa hilang?" Bu Fey bertanya memastikan.
"Sa-, saya gak tau Bu. Tadi padahal ada."
Penjelasan yang bisa Lia berikan hanya sebatas itu. Bahkan jika dia mengatakan bahwa ada seseorang yang menyembunyikan bukunya. Tak akan ada yang percaya. Semua orang berpihak pada Septi, begitupun denganku. Menjelaskan hal itu lebih lanjut, tampaknya hanya akan menjadi pukulan kemunduran bagi Lia.
"Lia kamu tau, kan metode mengajar saya?"
Guru bukan tuhan yang maha tahu, ketika muridnya mengatakan buku itu hilang, tidak dibawa, atau apapun itu, tidak ada jaminan bahwa itu memang benar. Bisa jadi siswa itu hanya berbohong karena lupa mengerjakan.
Karena itu sejak awal semester Bu Fey sudah menjelaskan, jika ada kasus dimana siswa tidak bisa menyerahkan hasil pekerjaannya seperti situasi sekarang. Maka Bu Fey akan menganggap bahwa siswa itu tidak mengerjakan, terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi.
Perjanjian dibuat diawal semester, dan itu semua disanggupi oleh seluruh siswa di kelas. Perjanjian yang saat ini justru menjadi bumerang baginya.
"Saya tau Bu."