Keduanya sudah sampai di mansion, lalu mulai memasuki mansion. Dipertengahan jalan ternyata ada Erick yang sedang menatap keduanya menggoda. "Cicit opa Sudah pulang rupanya."
"Iya dong kakek tua, atu tan Lindu kakek tua." Ucap Shannon menirukan suara anak kecil sambil mengusap perutnya.
"Ck suara kamu jelek, tidak cocok menirukan cicit opa." Ledek Erick.
"Lagian kakek tua, bukannya sambut kita juga malah yang disambut yang belum keliatan." Balas Shannon.
"Suka suka saya dong."
"Ya, ya, ya. Terserah yang lanjut usia aja." Shannon terkekeh dengan ucapannya.
"Kamu-"
"Ada apa sih yah, rame banget." Ucap Regina yang baru datang dari kamar.
"Menantu kamu itu, ngajakin Ayah berantem terus." Adu Erick kepada anaknya.
"Kapan Shannon ngajak berantem, orang aku nyapa kakek tua ko." Ujar Shannon.
"Kamu kan masih muda Shan, ngalah sama yang lanjut usia." Ujar Regina.
Shannon terkekeh geli mendengar ucapan Regina. "Tuh Kakek tua, anaknya aja bilang kakek tua sudah lanjut usia."
Melvi yang sudah jengah mendengar obrolan mereka pergi meninggalkan Shannon menuju kamarnya. "Paksu, tungguin Shannon." Seru Shannon tapi Melvi tetap berjalan.
"Tumben Melvi pulang cepat." Ujar Regina heran dengan anaknya yang pulang cepat sedangkan sekarang pukul 2 Siang.
"Emang biasanya Kak Melvi pulang jam berapa Mom?" Regina yang mendengar Shannon memanggilnya mom melihat ke arahnya.
"Biasanya Melvi pulang dini hari, kadang ga pernah pulang sama sekali." Ucap Regina.
"Mungkin karena disini ada Shannon Mom." Ujar Shannon percaya diri.
"Ck jadi perempuan ko percaya diri banget." Ledek Regina.
Shannon hanya tertawa. "Aku ke kamar dulu ya mom, kakek tua. Mau ngajak paksu bikin utun lagi." Setelah itu pergi meninggalkan ayah dan anak.
Regina tersenyum menatap Shannon yang perlahan menghilang dari pandangannya. "Semoga Melvi bisa cair lagi ya, Yah. " Gumam Regina dan dibalas anggukan oleh Erick.
Shannon duduk sambil bersandar di kepala kasur, memperhatikan Melvi dari dia beres mandi sampai sekarang masih menatap suaminya intens.
"Jangan menatap saya kaya gitu." Ujar Melvi tiba-tiba dengan suara dingin.
"Kenapa? Ga boleh liatin suami sendiri." Ujar Shannon membalikkan kalimat yang pernah Melvi ucapkan.
Melvi mendengus. "Itu kalimat saya."
"Paksu tau ga? Semenjak Shannon hamil, bawaannya tuh pengen tidur terus. Sekarang juga pengen tidur." Adu Shannon lagi, ia menguap.
"Saya ga nanya." Melvi duduk di sofa.
"Iya juga ya, semenjak kita menikah. Kamu ga pernah nanya tentang utun." Shannon baru ngeh.
"Utun?"