Ceklek
Pintu terbuka, ternyata suaminya yang datang. Shannon menghampiri Melvi yang sedang duduk di sofa sambil melihat tayangan televisi.
"Kak, boleh aku bertanya?" Tanya Shannon.
"Hemm."
"Sebelum nya maaf Shannon liat privasi Kak Melvi. Tadi ponsel kamu ada yang menelepon, namanya Riana." Ujar Shannon menjeda kalimatnya, dirinya ingin melihat reaksi suaminya tapi tidak ada reaksi apapun suaminya masih terdiam. "Riana itu siapa kamu?" Tanya Shannon.
"Tunangan." Jawab Melvi datar.
Deg
Shannon terdiam. "Apa kamu masih berhubungan dengannya?"
Melvi melihat Shannon yang sedang berdiri, lalu Melvi mengangkat pinggang Shannon untuk duduk di pangkuannya. "Tidak, bukankah sekarang aku mempunyai dirimu." Jawab Melvi dengan wajah tetap datar.
Shannon mematung dengan gerakan cepat melvi yang mengangkatnya, ia menunduk memilin-milin bajunya. Shannon seperti sedang dimarahin oleh orangtuanya padahal Shannon sedang gugup dengan posisi intim seperti ini. "Serius?" Cicit Shannon.
Melvi mengangkat dagu Shannon dengan telunjuknya agar menatapnya. "Kenapa? Kamu cemburu?"
Keduanya saling tatap mata lumayan lama, menggemaskan pikir Melvi melihat muka merah Shannon. Shannon mengangguk lalu menggeleng membuat Melvi mengernyit bingung. "Meskipun pernikahan ini diawali karena keterpaksaan dan keadaan yang mendesak, tapi Shannon serius dengan hubungan ini. Jadi, tolong jaga kepercayaan Shannon ya Kak." Ucap Shannon menatap Melvi dengan tegas.
Melvi terdiam ia memeluk pinggang Shannon untuk lebih dekat kepadanya. "Kakak mau ngapain?" Cicit Shannon.
"Bukannya kamu pengen saya cium, yang tadi tidak sempat karena kamu kabur." Melvi mendekatkan wajahnya ke wajah merona Shannon.
Shannon menahan mulut Melvi dengan kedua tangan mungilnya sembari menggeleng, bisa Melvi rasakan kehangatan tangan Shannon yang menempel pada bibirnya dengan jail Melvi menjilat tangan Shannon.
Shannon melepaskan tangannya dari bibir suaminya, matanya melotot menatap horor Melvi yang menatapnya sangat dalam. Bahkan Melvi kembali mendekatkan wajahnya, saat bibir keduanya akan bertemu dengan cepat Shannon memalingkan wajahnya alhasil yang Melvi cium adalah pipinya.
Cup
Shannon membeku, dikehidupan dua dunianya baru kali ada seorang pria yang mencium dirinya. Bahkan saat dikehidupan pertama dirinya hanya sebatas pegangan tangan saja dan di dunia novel pun dari ingatannya tidak ada adegan ciuman sama sekali.
"Kenapa menghindar?" Tanya melihat tidak suka.
"Ak-aku mau per-pergi ke kamar mandi iya." Ucap Shannon terbata lalu loncat dari pangkuan suaminya dan pergi ke kamar mandi.
"Hati-hati" seru Melvi. Setelahnya tersenyum miring.
******
Keesokkan harinya, Shannon Sudah bersiap pergi ke sekolah. Saat ini dirinya sedang dimobil bersama Melvi, ya hari ini suaminya yang mengantarnya.
"Paksu, nanti pulang sekolah kita jadi ke dokter?" Tanya Shannon.
"Saya ada rapat."