3 bulan sudah berlalu, banyak perubahan di novel You Are Mine Cassie. Seperti Laura yang tidak mengganggu hubungan protagonis pria dan wanita dan juga Arthur yang sekarang sudah dikendalikan oleh laura tidak ada obsesi lagi. Kedekatan Shannon dan Melvi seperti keluarga suami-istri pada umumnya, banyak hal romantis yang keduanya lakukan. Regina dan Elea juga sudah menerima Shannon menjadi keluarga De Morgan.
Sekarang usia kandungan Shannon 4 bulan jalan 2 Minggu, perutnya sudah mulai membuncit apalagi pipinya sekarang berisi karena porsi makannya bertambah. Membuat Melvi sering menggigitinya karena semakin gemas dengan istrinya. Tapi, sudah beberapa hari ini terjadi teror untuk Shannon. Entah siapa yang melakukannya, bahkan Melvi pun belum diberi tahu oleh Shannon.
Shannon sedang berdiri menghadap kaca wastafel di toilet sekolah, ia sedang memegang kertas yang berisi ancaman untuknya 'kamu harus merasakan penderitaannya' itulah kalimat di kertas yang menggunakan darah.
Shannon memandang datar dirinya di cermin. "Entah siapa yang membuat surat ini, tapi yang pasti.... Lo juga akan merasakannya." Gumam Shannon lalu ia keluar dari toilet dan pergi menuju kantin.
"Lama banget, darimana Lo Shan?" Tanya Laura saat melihat Shannon menghampirinya.
Shannon tersenyum manis, seperti tidak terjadi apa-apa. "Dari toilet. Ini pesanan gue?"
"Seperti biasa, bakso Hanya pakai sayur tidak pake kecap." Ucap Vero.
"Ga mau, gue lagi ga pengen itu."
"Ya terus, kamu mau makanan apa?" Tanya Cessie, ya sekarang Laura dkk dan OOKTB berteman baik. Bahkan sekarang mereka duduk dimeja yang sama di kantin. Tapi sekarang Arthur sedang tidak masuk sekolah.
"Gue mau makanan punya Mesya." Ya, Mesya ke sekolah selalu membawa bekal buatannya sendiri.
Mesya yang mendengar namanya dipanggil mendongak melihat Shannon dengan mulut penuh makanan, membuat pipinya mengembung imut. "Ga mau, nanti punya Mesya habis." Mesya memeluk makanannya sambil menggeleng.
"Pelit Lo, buruan Mey gue mau." Paksa Shannon.
"Iiss engga Shannon, ini punya Mesya." Kekeh Mesya, yang lainnya hanya menonton.
"Minta sedikit doang."
"Mesya ga percaya, kemarin aja bilangnya sedikit tapi makanan Mesya abis sama Shannon." Shannon terdiam, memang benar seperti itu. Tapi entah kenapa Shannon saat ini hanya ingin makanan Mesya, Shannon memikirkan cara untuk merebutnya.
"Udahlah Shan, nih punya gue aja." Ucap Gio.
"Ada mang amit ketemu pak Hasan, culamitan Lo Shan." Pantun Eamon, Shannon memandang keduanya datar.
"Ada mang Mamat ketemu Eamon, bodo amat Mon. Eaea." Balas Shannon Dengan pantunnya yang tidak jelas lalu diakhir meledek Eamon, membuat mereka tertawa ngakak. Eamon mengerucutkan bibirnya kesal.
"Mesya, katanya Lo mau jadi chef?" Tanya Shannon mulai merayu.
"Iya."
"Nah! Karena Lo mau jadi chef, Lo harus tau dong makanan Lo enak apa engga, iyakan?" Tanya Shannon lagi.
"Iya." Mesya mengangguk dengan antusias.
"Makanya dengan baik hati, gue bantuin Lo buat cobain makanan Lo. Boleh?"
"Boleh banget." Ucap Mesya semakin antusias menyerahkan makanannya, membuat Shannon tersenyum lebar. Sedangkan para sahabatnya menepuk jidat mereka karena kebodohan Mesya dan kepintaran Shannon.
"Punya sahabat bodoh banget." Gumam Laura dan Vero.
"Gimana Shannon, enak ga makanan Mesya?" Tanya Mesya dengan mata berbinar-binar penuh harapan menunggu jawaban Shannon.
"Enak banget, tapi..." Shannon menggantung.