"YA, SAYA TIDAK MENCINTAI SHANNON." teriak seseorang menggema.
Deg
Brak
Makanan yang Shannon bawa terjatuh, hatinya teriris mendengar suara seseorang yang dirinya kenal. Bahkan Nathan dan Elea menatap Shannon prihatin.
"Kakak ipar." Gumam Elea pelan.
Shannon memejamkan matanya ia menepuk nepuk dadanya agar tenang. Jangan nangis Shannon, Lo harus kuat. Lagian udah biasakan kan? Ga ada yang suka Sama Lo, ingat Shannon! Diperut Lo ada utun. Jangan buat utun merasakan emosi Lo nanti bahaya- batin Shannon.
Ia kembali membuka matanya tapi matanya berkaca-kaca, ia menghela nafasnya dengan teratur agar sakit dihatinya hilang. Setelah tenang dirinya tersenyum, ia melangkahkan kakinya menuju ruangan yang tadi terdengar suara menggema.
Shannon membuka pintunya pelan-pelan, Saat pintu sudah terbuka sedikit. Terdengar suara orang yang Shannon cintai yaitu Melvi sedang menceritakan alasannya menikahinya.
Deg
Air matanya terjatuh, ia menghapusnya dengan kasar. Sungguh Shannon benci jadi lemah. Nathan mengepal tangannya mendengar Melvi berbicara seperti itu, Elea diam mematung tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Ceklek
Pintu terbuka dengan kasar oleh Nathan dan ya bisa Shannon lihat, disana ada Melvi yang sedang memeluk seorang wanita-
Deg
Lagi-lagi hatinya teriris melihatnya, apalagi keadaan keduanya berantakan dan ada lipstik disudut bibir melvi. tidak ia harus kuat. Shannon tidak boleh lemah, tunjukkan kepada dunia novel ini bahwa dirinya kuat. Tidak ada seorang pun yang boleh menyakitinya- Pikir Shannon.
Kedua pasangan tersebut yang tak lain Melvi dan Riana terkejut melihat pintu terbuka. Spontan Melvi mendorong Riana ke kasur saat melihat Shannon ada disana.
"Sayangg sakit." Ucap manja Riana, ia berdiri lalu melangkah ke Elea dan memeluknya. "Halo adik ipar, kita bertemu lagi." Lanjutnya tapi tidak ada respon dari Elea.
"Ck tidak sopan seorang karyawan memasuki kamar sang majikan yang sedang bercumbu dengan tunangannya." Cibir Riana saat melihat Nathan disana, entah kenapa Riana sangat tidak menyukai Nathan.