FILOSOFI ENDOG : Resep Hidup Ala Chef Arnold

Falcon Publishing
Chapter #3

bagian 3 SUKSES DI USIA MUDA

Sepakat enggak kalau saya bilang sukses di usia muda sekarang menjadi tren? Mungkin bisa dibilang sukses secara instan. Karena selain dari segi usia memang muda, juga karena kesuksesan tersebut dicapai dalam waktu yang relatif singkat. Coba ketik keyword sukses usia muda, ada berapa banyak artikel yang keluar? Ada berapa banyak pembahasan yang muncul? Pasti banyak.

Zaman dulu orang mencapai sukses secara organik. Maksud organik di sini adalah tumbuh pelan dan makan waktu yang enggak sebentar. Beda dengan sekarang yang semuanya lebih gampang dibandingkan dengan zaman orang tua kita misalnya. Atau enggak usah jauh-jauh, kamu yang angkatan 90- an perlu waktu berapa lama jenjang karier yang harus dilalui untuk ada di posisi sekarang?

Kalau misalnya saya bilang, “Opa saya itu dulu lari dari China ke Indonesia, lho. Jadi kuli, jadi tukang, benar-benar banting tulang,” ini masih masuk akal. Nah, anak-anak sekarang enggak bisa banting tulang seperti zaman opa saya. Tapi, mereka memang pintar. Apalagi didukung juga dengan teknologi. Orang dulu bekerja lebih pakai otot, orang sekarang lebih pakai otak. Mereka mengerti bagaimana cara berkomunikasi yang baik, dan menggunakan platform-platform yang ada untuk menjadi sukses. Sekarang kita ada di era di mana kamu bisa menjadi influencer, membuka bisnis, dan lain-lainnya itu lebih gampang.

Nah, tetapi tetap harus seimbang. Find a balance. Meskipun sekarang semua lebih mudah, kita tetap harus mendapatkan experience yang nyata. Karena biar bagaimanapun sensasi menjalani dan merasakan pengalaman itu lah yang membuat kita belajar supaya bisa bertahan lebih lama. Apalagi segala sesuatu ada umurnya, termasuk media sosial. Seandainya nanti Instagram sudah selesai, what’s next after Instagram? Jadi, kita harus memikirkan what’s next-nya apa?

Mau pintar berbisnis di media sosial maka harus bisa juga berbisnis dan mengerti kehidupan secara real. Jangan sampai kita enggak mengerti apa-apa. Dan kalau enggak punya experience, bagaimana kita bisa belajar dan bertahan? Pengalaman adalah guru berharga.

Lihat selengkapnya