Kalau ada yang tanya apakah benar semua target dan pencapaian kita berawal dari mindset? Jawabannya tentu saja benar. Tapi ….
Bukan mindset saja, tetapi juga attitude kita. Contohnya, Mangkokku. Saya pengin punya
100 cabang Mangkokku di Indonesia. Pengin go international. Itu mindset saya. Kita sudah memiliki target dan juga gambaran ke depannya. Secara pemikiran mimpi kita itu adalah kanvas kosong. Dan kita adalah pelukisnya. Kita yang harus mengisi kanvas tersebut. Nah, hasil akhirnya tergantung dari bagaimana kita menggambarnya. Gambar ini sama dengan ide. Lalu, apakah hanya ide saja yang diperlukan?
Masih ada attitude. Percuma punya banyak ide, tapi kalau tidak didukung attitude yang baik. “Ah, gua mau main puzzle. Biar lebih menantang pilih yang 1000 pieces seru kali, ya.” Tapi begitu masuk ke 100 pieces mulai mentok, sudah satu jam belum ketemu pasangannya, stres, terus akhirnya menyerah. Nah, attitude kita lah yang menentukan keputusan atau langkah selanjutnya. Apakah kita akan melanjutkan puzzle tersebut, atau membiarkannya begitu saja. Attitude juga lah yang kadang-kadang membuat tidak bisa mendapatkan apa yang kita mau atau rencanakan.
Mindset dan attitude adalah sebuah lingkaran yang enggak boleh putus. Kita harus memiliki keduanya. Mindset-nya, main puzzle. Sementara attitude-nya meskipun sulit dan membutuhkan waktu yang lama, tapi kita pantang mundur untuk menyelesaikannya. Kita harus sadar bahwa memang ada yang namanya stuck, jenuh, dan gagal. Ada yang namanya up and down. Enggak masalah ketika perasaan tersebut muncul. Yang akan jadi masalah adalah ketika kamu memutuskan langsung mundur.