Dikit-dikit ngegas, dikit-dikit marah.
Enggak usah ngegas gitu dong, biasa aja.
Kayaknya salah satu tren hidup masa kini adalah ngegas, di mana sudah jadi semacam kebutuhan setiap orang. Sekarang, siapa yang enggak pernah ngegas? Tapi di antara dua pilihan tadi, saya cenderung memilih yang kedua. Karena ngegas enggak selalu identik dengan marah-marah.
Bagi saya, ngegas tetap bisa dikaitkan dengan hal positif. Misalnya, ketika pengin menyampaikan sesuatu dengan clear, jelas dan tegas, kadang- kadang kita memakai intonasi yang tinggi. Contoh lainnya adalah target. Ketika punya target yang ingin dicapai, sekali-sekali kita perlu digas supaya larinya lebih kencang. Inilah makna ngegas yang sebenarnya. Ngegas to get something what you want.
Karena kita hidup di sini limited, kok. Jadi, jangan sampai telat nyalakan starter. Selalu bikin target berkala. Dan kalau target itu belum tercapai pada waktu yang telah ditentukan, itulah saatnya kamu untuk injak gas.
Terjebak dengan diri sendiri? Susah move on? Siapa suruh!
“Karena kamu itu enggak ada kerjaan. Mikirin mantan, iseng-iseng lihat Instagram. Dipikirin terus padahal dia udah enggak mikirin kamu. Jangan baperan kalau dia udah move on. Cari kesibukan dan aktivitas, dong. Masa depan itu di depan, bukan di belakang. Cukup mantan aja yang di belakang.”
Ini adalah contoh ngegas ala saya.